Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konstruksi Proyek PLTGU Jawa 1 Dimulai

Proyek terintegrasi infrastruktur gas dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa I mulai memasuki tahap kontruksi. Pembangkit ini resmi groundbreaking dan akan menghasilkan listrik dengan harga yang murah, yakni US$5,5039 sen/kWh.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan secara simbolis meresmikan Groundbreaking PLTGU Jawa 1 di Karawang, Rabu (19/12/2018)./Denis Riantiza
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan secara simbolis meresmikan Groundbreaking PLTGU Jawa 1 di Karawang, Rabu (19/12/2018)./Denis Riantiza
Bisnis.com, Karawang - Proyek terintegrasi infrastruktur gas dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa I mulai memasuki tahap kontruksi. Pembangkit ini resmi groundbreaking dan akan menghasilkan listrik dengan harga yang murah, yakni US$5,5039 sen/kWh.

Direktur Pengadaan Strategis PT PLN (Persero) Supangkat Iwan Santoso mengatakan, dengan tarif yang efisien tersebut, PLN berpotensi menghemat sebesar Rp43 triliun.

"Ini PLTGU terintegrasi dengan FSRU pertama, dalam satu kontrak, di Asia bahkan mungkin di dunia. Harganya sangat-sangat kompetitif. Untuk ukuran PLTGU ini barangkali paling murah," ujar Iwan dalam sambutannya pada acara Groundbreaking PLTGU Jawa 1 di Karawang, Rabu (19/12/2018).

Selain murah, menurut Iwan pembangkit listrik dengan teknologi combined-cycle yang ditargetkan selesai Desember 2021 ini merupakan pembangkit berteknologi tinggi dan paling efisien. 
Nantinya listrik dari pembangkit berkapasitas 1.760 megawatt (MW) ini akan dialirkan ke titik koneksi di pusat kawasan industri Cibatu 2 melalui jaringan transmisi 500 kV dan diharapkan bisa menambah pasokan listrik untuk 11 juta pelanggan.

"Dengan harga kompetitif tentu akan meningkatkan tidak hanya suplai tapi juga kualitas tegangan Cibatu 2 yang merupakan industri besar," kata Iwan.

Pengerjaan PLTGU Jawa 1 dilakukan oleh PT Jawa Satu Power, yang merupakan perusahaan konsorsium dari PT Pertamina Power Indonesia (PPI) ,anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero), Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation. 

PLTGU Jawa I akan dibangun terintegrasi dengan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) berkapasitas 400 MMscfd.  Proyek yang berlokasi di Cilamaya, Jawa Barat ini menjadi proyek terintegrasi “LNG-to-Power” pertama di Asia dan juga salah satu yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. 

Konsorsium Jawa-1 telah menunjuk konsorsium General Electric (GE), Samsung C&T, PT Meindo Elang Indah berturut-turut sebagai kontraktor rekayasa sipil dan konstruksi, pemasok turbin generator dan kontraktor jalur pipa gas, serta pemeliharaan pembangkit listrik selama 25 tahun. Sementara itu, Samsung Heavy Industries telah ditunjuk untuk pelaksana pembangunan FSRU. 

Sesuai kontrak, masa lifetime PLTGU ini adalah 25 tahun dan setelah masa kontrak berakhir diserahkan kepada PLN melalui skema Build, Own, Operate, dan Transfer (BOOT). Sama halnya dengan pembangkit, dimasa akhir kontrak FSRU akan diambil alih PLN.

Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), menuturkan dalam 36 bulan ke depan pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan proyek tepat waktu. Proyek ini merupakan proyek strategis bagi Pertamina.

"Ini langkah startegis jadi kami tidak hanya sebagai perusahaan oil dan gas tapi juga perusahaan energi. Komplit, tidak hanya jual BBM tapi juga listrik," kata Nicke.

PLTGU Jawa 1 ini, kata Nicke, tentu akan menciptakan multiplyer effect yang sangat luas bagi perekonomian wilayah Karawang, Bekasi, dan sekitarnya. Salah satunya adalah penyerapan tenaga kerja yang mencapai 5.000 orang pada masa konstruksi dan sekitar 200 orang pada masa operasi selam 25 tahun. 

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang juga hadir cukup lega dan gembira, salah satu proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan proyek prioritas ini segera dimulai pembangunannya.

"Dengan demikian PSN kita yang memang kita anggap perlu benar dibangun on time maka itu akan menambah kapasitas dari produksi nasional," ujarnya. 

Proyek dengan nilai investasi US$1,8 miliar atau sekitar Rp 26 triliun ini dibiayai oleh konsorsium yang terdiri dari JapanBank for International Cooperation (JBIC) and Nippon Export and Investment Insurance Co, Ltd (NEXI), Asian Development Bank (ADB), serta institusi perbankan komersial antara lain Mizuho Bank Ltd, MUFG Bank Ltd, Oversiea-Chinese Banking Cooperation Ltd, Credit Agricole Corporate and Investment Bank, Societe Generale dengan skema pendanaan non-recourse project financing, dimana pembayaran pinjaman murni bersumber dari proyek itu sendiri. 

Secara keseluruhan, proyek ini melibatkan lebih dari 20 perusahaan domestic dan internasional.

Turut hadir dalam acara tersebut Duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr, Duta besar Jepang Masafumi Ishii, dan Wakil Bupati Karawang, Ahmad Zamakhsyari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper