Bisnis.com, JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk. mengejar target pembangunan konstruksi light rail transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) tahap I seiring dengan diterimanya pembayaran tahap II senilai Rp2,5 triliun pekan ini.
Direktur Utama ADHI Budi Harto mengatakan pihaknya menargetkan pekerjaan konstruksi proyek sepanjang 44,43 km tersebut dapat mencapai 55% sampai akhir tahun.
Per akhir November lalu, perseroan melaporkan progres pelaksanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek Tahap I telah mencapai 51,1%. Rinciannya, Lintas Pelayanan 1 Cawang-Cibubur 71,7%, Lintas Pelayanan 2 Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 38,7%, Lintas Pelayanan 3 Cawang-Bekasi Timur 45,3%.
"Kami estimasi konstruksi bisa capai 55% sampai akhir tahun ini, tapi belum untuk pengerjaan depo," katanya kepada Bisnis, kemarin (13/12/2018).
Untuk pengerjaan depo, Budi mengatakan pihaknya masih terus berupaya membebaskan lahan depo yang lokasinya di wilayah Bekasi Timur. Kebutuhan pembangunan depo tersebut mencapai 10 ha.
Kendati demikian, Budi memastikan pekerjaan konstruksi masih on the track untuk mencapai penyelesaian pada tahun depan. Pada April nanti, dia mengatakan uji coba kereta sudah mulai dilakukan.
Adapn, uji coba tahap awal akan dilakukan di lintas Cibubur - Cawang, yang progres konstruksinya paling maju dibandingkan dengan dua lintas lainnya. Saat ini, perseroan sudah memasang rel di lintas Cibubur-Cawang.
"Bulan April sudah ada kereta yang datang untuk uji coba Cibubur—Cawang, untuk dua-tiga kereta dulu," ujarnya.
Adapun, Budi mengatakan sampai saat ini pembayaran yang sudah diterima dari pengelola proyek LRT, PT Kereta Api Indonesia (Persero) sudah mencapai Rp5,92 triliun dari total kontrak proyek tahap I Rp19,7 triliun.
"Sudah seperempatnya kami terima, dan rencananya pembayaran selanjutnya akan dilakukan pada Februari-Maret," katanya.
Sebelumnya, Corporate Secretary Adhi Karya Ki Syahgolang Permata mengatakan ADHI mencatat perolehan kontrak baru senilai Rp21,5 triliun hingga November 2018.
Dengan perolehan tersebut, ADHI telah merealisasikan 92,27% target kontrak baru tahun ini. Total nilai yang dibidik senilai Rp23,3 triliun.
Kontribusi perolehan kontrak baru terbesar masih berasal dari konstruksi dan energi sebesar 94,4% sampai dengan November 2018. Selanjutnya, sektor properti berkontribusi sebesar 4,8% dan sisanya lini bisnis lainnya.
Berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri atas proyek gedung 38,1%, jalan dan jembatan 47,9%, serta infrastruktur lainnya 14%. Dari sumber dana, proyek Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendominasi dengan 55,8%, pemerintah 19,1%, dan swasta lainnya 25,1%.