Bisnis.com JAKARTA -- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) diprediksi hanya mencapai 50% dari target penambahan 800 unit gerainya tahun ini, menyusul banyaknya kendala,
Corporate Affair Director Alfamart Solihin Putera mengatakan perusahaan menambah gerai cukup banyak, hanya saja dalam waktu bersamaan juga harus menutup gerai yang ada.
"Contohnya, kita buka 400 unit, tapi tutupnya 200 unit. Ya, pastinya tidak tercapai target penambahan gerai tahun ini," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (6/12/2018).
Adapun, pada awal 2017 jumlah gerai Alfamart tercatat 13.477 unit. Perusahaan berencana menambah 800 unit gerai, terdiri dari 150 unit waralaba dan 650 unit gerai sendiri.
Solihin menjelaskan, hal tersebut dikarenakan beberapa biaya sewa di sebagian besar gerainya sudah mengalami kenaikan.
Selain itu, perusahaan juga mengalami kesulitan dari sisi upah minimum regional beberapa daerah yang meningkat cukup signifikan.
"Ya ongkos naik, pendapatan kami berapa ? paling segitu-gitu saja. kami peritel, harga-harga kami selalu sama. Kalau tidak feasible ya kami tutup," jelasnya.
Meski demikian, Solihin mengatakan perusahaan juga sebenarnya ingin manambah gerai lebih banyak untuk dapat mencapai target.
Hanya saja, usaha tersebut juga mengalami kendala lantaran beberapa daerah potensial menolak adanya penambahan gerai ritel modern.
Meski demikian, Solihin mengatakan perusahaan masih tetap optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan omzet dua digit.
"Kami punya dua strategi, tambah gerai atau tingkatkan pelayanan. Kalau yang pertama tidak bisa, kami masih punya strategi kedua, jadi tetap akan tumbuh," ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangannya, pada kuartal III/2018 Alfamart mencatatkan omzet Rp49,60 triliun, atau meningkat 8,77% dari pencapaian periode sama tahun Rp45,60 triliun.