Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjadi delegasi Indonesia di COP 24 UNFCCC di Katowice, Polandia, dan menyelenggarakan Paviliun Indonesia sebagai upaya "soft diplomacy" yang telah menjadi bagian dari kebijakan negoisasi perubahan iklim Indonesia.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyatakan rasa terima kasihnya pada masyarakat Polandia dan Duta Besar Indonesia di Polandia. Indonesia bukan hanya siap bernegosiasi, tetapi juga siap untuk menampilkan capaian Indonesia dalam pencegahan perubahan iklim.
Siti menyatakan informasi komitmen dan upaya Indonesia dalam pengurangan emisi Indonesia, akan ditampilkan dan disampaikan di Paviliun Indonesia. Misalnya kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, kebijakan, aturan, dan implementasi juga akan ditunjukkan.
Dia pun menegaskan bahwa semua pihak harus berperan di dalam pengurangan emisi untuk mengatasi perubahan iklim.
"Pertukaran informasi dan pengetahuan adalah salah satu cara terbaik, dan itulah yang akan dilakukan di Pavilion Indonesia", kata Siti pada sambutan pembukaan Senin siang (3/12/2018) waktu setempat.
Pavilion Indonesia bukan pengulangan kegiatan, melainkan kegiatan kontinu yang terus meningkat kualitasnya. Terdapat 53 sesi yang bisa menjadi rujukan negara lain bahwa Indonesia sudah melakukan banyak sekali kegiatan positif pencegahan perubahan iklim.
Agus Justianto, Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK, selaku Penanggungjawab Pavilion Indonesia menyampaikan bahwa persiapan Pavilion Indonesia dimulai sejak 10 bulan lalu dengan kerjasama berbagai pihak. Pavilion Indonesia dimaksudkan untuk menunjukkan pada dunia upaya-upaya Indonesia pada pencegahan perubahan iklim. Agus menyampaikan ajakannya pada seluruh delegasi COP untuk berkunjung di Pavilion Indonesia.
Duta Besar Indonesia di Polandia Peter F Gontha menyatakan bahwa lingkungan harus dijaga dengan melalui Indonesia renewable economy. Dalam hal pembangunan di Indonesia, disampaikan bahwa keberlanjutan adalah kunci dalam implementasi menjaga lingkungan.
"Pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan peningkatan kualitas hidup dan keberlanjutan lungkungan. Kerja raksasa laksana tugas Herkules inilah tugas Indonesia ke depan", ucap Peter.
Dia menyatakan permasalahan lingkungan tidak bisa hanya menyalahkan pengembangan kelapa sawit misalnya. Semuanya harus dilakukan secara integral buat keberlanjutan lingkungan dan ekonomi.
Saat ini Indonesia sudah siap untuk melakukan perubahan dalam paradigma pembangunan berkelanjutan melalui teknologi, terutama melalui implementasi energi terbarukan. Transisi ke arah energi terbarukan juga bukan hal yang mudah, tapi bisa dilakukan secara bertahap.
Dalam kesempatan itu juga Indonesia menyatakan komitmennya dalam menyelesaikan permasalahan polusi plastik. Pasalnya konsumsi plastik harus dikurangi dan bahkan sebaiknya tidak dipakai lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel