Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Tantangan yang Dihadapi Pengusaha Baja Lapis Saat Ini

Pengusaha baja lapis nasional meminta pemerintah memberikan perlindungan dari praktik perdagangan tidak sehat dan mengoptimalkan penerapan standar nasional Indonesia (SNI) agar produksi dalam negeri dapat diserap secara maksimal.
Bluescope Indonesia, produsen baja lapis ringan memperkenalkan produknya  saat media gathering. /Bisnis.com-Dinda Wulandari
Bluescope Indonesia, produsen baja lapis ringan memperkenalkan produknya saat media gathering. /Bisnis.com-Dinda Wulandari

Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha baja lapis nasional meminta pemerintah memberikan perlindungan dari praktik perdagangan tidak sehat dan mengoptimalkan penerapan standar nasional Indonesia (SNI) agar produksi dalam negeri dapat diserap secara maksimal.

Yan Xu, Presiden Direktur PT NS Bluescope Indonesia, mengatakan permintaan baja lapis dalam negeri sebenarnya masih tumbuh. Namun, seperti yang dihadapi oleh perusahaan lainnya, Bluescope juga merasakan dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

“Dibandingkan tahun lalu, penjualan cenderung sama, tetapi dari sisi perolehan laba tidak sebagus tahun lalu,” ujarnya belum lama ini.

Tidak hanya masalah pelemahan nilai tukar, dia menyebutkan produk impor yang masuk melalui praktik perdagangan tidak sehat juga menjadi tantangan.

Menurutnya, produk impor juga ada yang memiliki kualitas rendah dan tidak memenuhi standar keselamatan sehingga perlu diadang melalui instrumen SNI wajib untuk produk baja lapis.

“Kami tidak ingin produk impor berkualitas rendah masuk ke Indonesia dan digunakan oleh masyarakat dalam pembangunan rumah karena akan menimbulkan masalah, seperti mudah roboh,” jelasnya.

Kendati demikian, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Indonesia Zinc Aluminium Steel Industries (IZASI) ini masih memandang pasar baja di Indonesia cukup positif pada masa mendatang.

Apalagi, Indonesia memiliki pasar yang potensial dengan jumlah penduduk paling besar di kawasan Asia Tenggara dan kelas menengah yang terus tumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper