Bisnis.com, JAKARTA-- Seiring dengan tren kenaikan suku bunga global yang didorong kenaikan suku bunga AS, utang luar negeri Indonesia tumbuh melambat pada akhir kuartal III/ 2018.
Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal III/ 2018 tercatat US$359,8 miliar, yang terdiri atas utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$179,2 miliar, serta utang swasta termasuk BUMN sebesar US$180,6 miliar.
Kepala Departmen Komunikasi (DKom) BI Agusman memaparkan ULN Indonesia pada akhir kuartal III/2018 tersebut tumbuh 4,2% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,7% (yoy).
"Perlambatan pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari melambatnya pertumbuhan ULN pemerintah, di tengah meningkatnya pertumbuhan ULN swasta," ujar Agusman, Jumat (16/11/2018).
Posisi ULN pemerintah pada akhir kuartal III/2018tersebut tercatat US$176,1 miliar atau tumbuh 2,2% (yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,1% (yoy).
Selain tumbuh melambat, Agusman menyampaikan posisi ULN pemerintah tersebut juga tercatat lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada akhir kuartal II/2018 karena turunnya posisi Surat Berharga Negara (SBN) yang dimiliki investor asing.
"Hal ini turut dipengaruhi oleh kondisi pasar SBN dalam negeri yang terimbas tingginya ketidakpastian global," ungkap Agusman.
Sementara itu posisi ULN swasta pada akhir kuartal III/2018 tumbuh 6,7% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,8% (yoy).
ULN swasta tersebut terutama dimiliki sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian.
Sementara itu, pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,7%, sedikit meningkat dibandingkan dengan pangsa pada triwulan sebelumnya.
Dengan demikian, Agusman menegaskan perkembangan ULN Indonesia tetap terkendali dengan struktur yang sehat.
Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir kuartal III 2018 tercatat stabil di kisaran 34%.
"Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers," ujar Agusman.
Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,8% dari total ULN.
Ke depannya, Agusman menegaskan Bank Indonesia dan Pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.