Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Mainan Naik pada Akhir Akhir Tahun Ini, Ini Penyebabnya

Sejumlah produsen mainan dalam negeri mengklaim bahwa permintaan meningkat pada akhir tahun ini untuk menyambut perayaan Natal. Tingginya tarif produk asal China juga memicu kenaikan permintaan.
Ketua Umum Asosiasi Mainan Indonesia Lukas Sutjiadi (tengah) memberikan paparan didampingi oleh General Manager ChaoYu Expo Jason Chen (kanan) selaku penyelenggara pameran Indonesia International Toys & Kids Expo (IITE) 2018 dan Sekretaris Jendral Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia Johan Tandanu dalam konferensi pers IITE 2018 di Jakarta, Senin (23/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Ketua Umum Asosiasi Mainan Indonesia Lukas Sutjiadi (tengah) memberikan paparan didampingi oleh General Manager ChaoYu Expo Jason Chen (kanan) selaku penyelenggara pameran Indonesia International Toys & Kids Expo (IITE) 2018 dan Sekretaris Jendral Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia Johan Tandanu dalam konferensi pers IITE 2018 di Jakarta, Senin (23/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah produsen mainan dalam negeri mengklaim bahwa permintaan meningkat pada akhir tahun ini untuk menyambut perayaan Natal. Tingginya tarif produk asal China juga memicu kenaikan permintaan.

Johan Tandanu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Mainan  Indonesia (APMI), menuturkan bahwa para pengusaha mainan menikmati lonjakan permintaan dibandingkan dengan tahun lalu.

“Mulai dari Agustus sampai November ada kenaikan [ekspor] bagi perusahaan kami sekitar 15%,” kata Johan, Senin (12/11/2018).

Dia memperkirakan membaiknya kinerja ekspor akan bertahan hingga 2019.

Pasalnya, setelah industri mainan di seluruh dunia terguncang akibat tutupnya salah satu produsen mainan ternama, Toys R Us, secara perlahan toko ritel kembali berani menambahkan stok mainan di gudang-gudang mereka.

“Sebelumnya pembelian selalu minim karena takut akan risiko,” kata Johan.

Dia menjelaskan bahwa saat ini sejumlah pasar seperti Amerika Latin yang belum tergarap maksimal kembali membuka diri dan memesan produk mainan dari Indonesia.

“Banyak market yang sebelumnya tidak menjalin hubungan, seperti Meksiko, saat ini hidup kembali,” katanya.

Kendati demikian, Johan menyebutkan bahwa para pengusaha mainan lokal harus bersiap menghadapi persaingan lebih keras dengan produk-produk China.

Pasalnya, pemerintah di negara tersebut akan memberikan stimulus tambahan untuk memperluas ekspansi bisnis produsen mainan asal China akibat adanya perang dagang dengan Amerika Serikat.

“Pada saat ini saja bahan baku di dalam negeri China lebih murah dan banyak pilihan dibandingkan dengan di Indonesia. Sementara ini, mereka juga harus jaga kinerja karena ada tarif jika mengirim barang ke Amerika yang merupakan destinasi ekspor terbesar China untuk mainan,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper