Bisnis.com, JAKARTA--Peluang penurunan defisit transaksi berjalan terbuka lebar pada akhir tahun ini seiring dengan momentum pembayaran utang dan dividen yang telah berlalu.
Dengan demikian, defisit transaksi berjalan pada keseluruhan tahun ini akan berada di bawah 3%, sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia (BI).
Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Andry Asmoro memperkirakan defisit transaksi berjalan tahun ini dapat mencapai 2,88% dari PDB.
Sementara itu, cadangan devisa diperkirakan akan mencapai sekitar US$113 miliar atau lebih rendah dibandingkan US$130 miliar pada akhir 2017.
"Pasalnya risiko pengetatan moneter global dan tensi perang dagang tetap tinggi sampai akhir tahun ini," ujar Andry.
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. yakin defisit transaksi berjalan tidak akan melebihi 3% tahun ini.
"Perkiraan saya 2,8%-2,9% terhadap PDB," ungkapnya.
Tahun depan, dia berharap defisit transaksi berjalan dapat turun di bawah 2,5% atau sesuai dengan perkiraan BI. Dengan demikian, potensi defisit pada neraca pembayaran dapat ditekan ke depannya seiring dengan perbaikan di sektor investasi.
"Pasca Pemilu harapannya investasi asing langsung naik," kata David.