Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian menargetkan industri dalam negeri mampu memproduksi 2,5 juta ton gula tebu pada 2019. Jumlah tersebut meningkat 300.000 ton dibandingkan produksi pada 2018.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang optimistis pada tahun depan mampu meningkatkan produksi gula tebu dalam negeri . Pihaknya sudah menyiapkan dua strategi berupa pengoptimalan kebun yang yang sudah ada ditambah penambahan investasi dari sektor privat.
Dengan munculnya target baru ini, Kementerian Pertanian mengoreksi target sebelumnya yang dipaparkan depan Komisi IV DPR saat rapat kerja pada Rabu (13/9). Ketika itu Kementan secara ambisius yakin dapat memproduksi gula sampai dengan 3,8 juta ton pada tahun depan.
“Industri gula kami lakukan dua pendekatan. Pertama adalah menguatkan kebun eksisting yang kalau sektor ini diperkuat maka swasembada gula sedikit lagi [tercapai]. Kedua adalah bagimana mendorong industri membangun di luar jawa,” Katanya pada Jumat (9/11).
Pemerintah pada 2019 menyiapkan anggaran sekitar Rp77 miliar untuk penanaman dan perawatan lahan tebu baru seluas 14.450 hektare dalam rangka meningkatkan produksi. Anggaran tersebut digunakan untuk melakuka perluasan lahan sebanyak 4.200 hektare dengan anggaran Rp33,9 milliar. Sementara untuk merawat dan membongkar ratoon sebanyak 10.250 hektare dengan anggaran Rp47,6 milliar.
Bambang juga yakin akan ada investasi baru yang akan ditanamkan pada sektor pabrik penggilingan gula. Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian setidaknya sampai dengan saat ini sudah ada 19 investor pabrik gula yang akan membangun pabriknya pada tahun depan.
Baca Juga
Tercatat sudah ada tujuh perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang siap berivestasi sebesar Rp 16,24 triliun dengan luas lahan 189 hektare. Sedangkan untuk Penanaman Modal Dalam Negeri, tercatat ada 12 perusahaan dengan rencana investasi Rp 25,2 triliun. Dengan begitu, Bambang menargetkan dapat mencapai swasembada pada 2020.
“Untuk kegiatan tebu, [intinya] jangan gegabah merapikan. Sejauh ini dari perusahaan juga semangat untuk berinvestasi pada perkebunan tebu karena prospek yang baik. Misalnya seperti di Lampung, Sulawesi dan NTT,” katanya.
Bambang juga menambhkan pada tahun ini kemungkinan produksi gula tebu dapat mencapai target awal tahun yakni 2,2 juta ton. Hal tersebut tidak lepas dari upaya pemerintah untuk membongkar ratoon dan ditopang iklim yang baik sehingga rendemen meningkat.
Sementara iu, Direktur Utama PTPN Holding Dolly Pulungan mengatakan pada tahun ini produksi gula tebu PTPN turun sekitar 200.000 ton. Pada tahun sebelumnya perusahaan plat merah tersebut padahal mampu memproduksi sampai 900.000 ton, tapi tahun ini hanya 700.000 ton. Tapi dari segi produktivitas kebun PTPN, katanya, menjadi lebih baik dengan rendemen sampai 8%.
“Produksi gula holding tahun ini turun, total produksi sekitar 700.00 ton. Turun karena memang anomali cuaca sehingga memang turun produksinya dari sekitar 900.000 ton jadi turunnya 200.000 ton,” katanya baru-baru ini.
Selain faktor cuaca, Dolly pun mengindikasikan para petani kurang tertarik untuk menanam tebu pada tahun ini akibat merembesnya gula rafinasi ke pasar bebas sehingga membuat harga gula tebu rakyat menjadi tertekan.
Dia melanjutkan bahwa PTPN sedang meramu strategi supaya petani kembali tertarik untuk menanam tebu pada tahun depan. PTPN, lanjutnya, luas tanam dari 160.000 hektare menjadi 200.000 hektare. PTPN 10 dan PTPN 11 yang akan diberikan kesempatan untuk menambah areal tanam karena di atas kertas kedua anak perusahaan itu pemilik mayoritas lahan.