Bisnis.com, JAKARTA -- Defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) kuartal III/2018 diproyeksi bakal membaik pada kuartal IV/2018 setelah diprediksi melebar pada kuartal III/2018.
Defisit transaksi berjalan membengkak menjadi US$8 miliar atau 3% dari PDB pada kuartal II/2018. Saat itu, impor menjadi penyebab melebarnya defisit transaksi berjalan.
Sementara itu, secara keseluruhan, CAD masih berada di 2,6% terhadap PDB pada semester I/2018.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai dari posisi semester ganjil tersebut, defisit pada kuartal III/2018 akan semakin melebar karena tekanan dari tingginya pertumbuhan impor masih membayangi. Namun, dia optimistis CAD akan menyempit pada akhir tahun.
"Kuartal III/2018 melebar, kemungkinan pada kuartal IV/2018 membaik. Pada November 2018, perkembangannya cukup positif di neraca perdagangan. Saya pikir secara total 2018 defisitnya akan 2,8% terhadap PDB," tutur David kepada Bisnis, Kamis (8/11/2018).
Dia mengatakan setidaknya CAD akan melebar menjadi 3,3% terhadap PDB pada kuartal III/2018. Hal ini terutama disebabkan oleh masih tingginya pertumbuhan impor.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per kuartal III/2018, impor tumbuh 14,06% secara year-on-year (yoy) sedangkan ekspor hanya 7,52%.
Dari data yang diperoleh Bisnis, Bank Indonesia (BI) memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) akan mengalami defisit sebesar US$4,4 miliar pada kuartal III/2018 dibandingkan kuartal sebelumnya, yang senilai US$4,3 miliar.
Dengan defisit NPI yang terus melebar, NPI keseluruhan tahun ini bisa dipastikan akan berbalik defisit dari posisi surplus pada tahun lalu yang sebesar US$11,6 miliar.