Bisnis.com, JAKARTA—Alibaba Group Holding Ltd. berkomitmen untuk mengimpor produk senilai US$200 miliar dari 120 negara lebih dalam periode lima tahun ke depan, termasuk dari Indonesia.
Hal itu pun memperlihatkan bahwa Alibaba sebagai raksasa teknologi siap merealisasikan janji Pemerintah China untuk menambah impor sebesar US$30 triliun dalam 15 tahun ke depan.
Alibaba juga menegaskan bahwa komitmen tersebut merupakan bentuk nyata dari strategi jangka panjang perusahaan terkait globalisasi, bahwa Alibaba ingin mendorong permintaan dari konsumen China terhadap produk berkualitas tinggi dari luar negeri.
“Globalisasi adalah salah satu strategi pertumbuhan jangka panjang yang paling kritikal bagi Alibaba. Kami membangun infrastruktur perdagangan masa depan untuk merealisasikan globalisasi ekonomi digital di mana perdagangan menjadi mungkin bagi negara-negara di seluruh dunia,” kata Daniel Zhang, CEO Alibaba Group, seperti dikutip dari pernyataan resmi, Selasa (6/11/2018).
Dia mengungkapkan, dengan memanfaatkan teknologi inovatif dan ekosistem yang kuat, Alibaba juga ingin membuat perdagangan global menjadi lebih inklusif dan memenuhi misi perusahaan untuk memberikan kemudahan perdagangan di era digital.
Adapun pengumuman tersebut disampaikan Alibaba dalam acara Global Import Leadership Summit yang diadakan dalam pameran China International Import Expo 2018 di Shanghai, China. Pameran perdagangan besar-besaran yang diselenggarakan China tersebut memang diharapkan dapat menarik minat perusahaan asing untuk meramaikan pasar konsumsi China di tengah-tengah keluhan dari beberapa negara terkait praktik perdagangan Negeri Panda.
Lebih lanjut, Alibaba berjanji akan membantu mengimpor produk internasional dari pebisnis di sejumlah negara di dunia, seperti Jerman, Jepang, Australia, Amerika Serikat, Indonesia, dan Korea Selatan lewat jaringan e-commerce miliknya.
Adapun berdasarkan laporan bersama dari Deloitte China, Kamar Dagang Internasional China, dan AliResearch, pertumbuhan ekonomi China beberapa tahun terakhir ini telah berhasil mengangkat jumlah konsumen berpendapatan menengah-ke-tinggi, yang dipercaya dapat memacu permintaan produk impor berkualitas.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa pasar e-commerce lintas-batas di China berhasil tumbuh signifikan, dengan proporsi impor di e-commerce naik menjadi 10,2% pada 2017, dari 1,6% pada tahun sebelumnya.
“Beberapa brand termasuk P&G, Nestle, JBS, dan Refa telah mengikatkan kemitraan holistiknya dengan seluruh ekosistem Alibaba,” tulis Alibaba lewat pernyataan.
Adapun, perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma itu menjelaskan bahwa brand-brand tersebut dapat secara efektif memasuki pasar kelas menengah di China yang sedang bertumbuh dan menjadi mesin pendorong pertumbuhan konsumsi di China.
“Kelas menengah di China sedang bertumbuh. Pendapatan di China meningkat, konsumen ingin mendapatkan akses yang cepat untuk beragam produk berkualitas tinggi dari seluruh dunia,” kata Alvin Liu, General Manager di Tmall Impor and Export.
Dia menambahkan, Tmaill pun telah berada di posisi yang dapat membantu brand internasional bergabung ke dalam pasar China seiring dengan penduduk China yang ingin menaikkan gaya hidupnya.