Bisnis.com, JAKARTA -- Alibaba Group Holding tetap mewaspadai prospek ekonomi global kendati ada kemungkinan perang dagang antara Amerika Serikat dan China bakal berakhir.
Dilansir dari Bloomberg, Sabtu (3/11/2018), perusahaan dagang-el terbesar di China itu melaporkan laba kuartalan jauh di atas perkiraan analis. Alibaba membukukan laba per saham sebesar 9,60 Yuan pada kuartal II/2018, di atas perkiraa analis sebesar 7,34 Yuan.
Salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma pernah memperingatkan, perang dagang bisa berlangsung 20 tahun dan turut meningkatkan kekhawatiran terhadap para kliennya.
Kini, Alibaba mencetak pertumbuhan revenue 54%, sejalan dengan ekspansi di bisnis-bisnis baru seperti komputasi awan atau cloud computing. Analis Kim Eng Securities, Mitchell Kim mengatakan Alibaba memberikan sinyal bahwa kepercayaan diri konsumen maupun penjual (merchant) turun secara drastis.
Vice Chairman Alibaba, Joseph Tsai mengatakan konsumen melihat ketidakpastian di masa depan dan mengurangi pembelian. Dia merujuk pada penurunan penjualan barang berdimensi besar seperti perlengkapan rumah tangga, mobil, dan elektronik.
Kendati mengurangi prospek penjualan, Alibaba bakal tetap berinvestasi di sektor-sektor baru. Pendapatan dari manajemen pelanggan yang membantu pemasaran merchant tumbuh 25%, turun tipis dari kuartal sebelumnya sebesar 26%.
Pendapatan dari segmen lain seperti cloud tumbuh 90%. Pun dengan layanan video streaming Youku, tumbuh lebih dari dua kali lipat. Meski relatif kecil, bisnis internasiona Alibaba juga tumbuh hingga 55%.