Bisnis.com, JAKARTA - PT Amman Mineral Nusa Tenggara telah mengekspor konsentrat tembaga sebanyak 246.967 ton selama 15 Februari—September 2018 atau 54,88% dari kuota yang diberikan sebanyak 450.000 ton.
“Sepanjang 2018 hingga akhir September 2018, kami telah mengekspor [konsentrat tembaga] 246.987 ton,” kata Head of Corporate Communications Amman Mineral Anita Avianty kepada Bisinis, Jumat (19/10/2018)
Amman Mineral mendapatkan kuota ekspor konsentrat tembaga selama 15 Februari 2018—15 Februari 2019 sebanyak 450.000 ton.
Produksi konsentrat tembaga dan emas Amman Mineral diproyeksi turun sepanjang tahun ini.
Amman menargetkan produksi tembaga pada tahun ini sebanyak 197 juta pon. Target itu turun 31,72% dari realisasi produksi sepanjang tahun lalu sebanyak 288,5 juta pon.
Hal yang sama juga berlaku untuk emas. Target produksi emas pada tahun ini hanya 100.000 ounce atau turun 74,84% dibandingkan dengan realisasi produksi pada 2017 yang mencapai 397.400 ounce.
Menurutnya, penurunan target produksi tersebut turut dipengaruhi oleh proses pengembangan Blok Batu Hijau yang sudah memasuki tahap akhir, yaitu fase tujuh.
Pada fase 7 diperkirakan dapat mengekstraksi cadangan tembaga sebanyak 4,47 miliar pon dan bijih emas sebanyak 4,12 juta ounce.
Berdasarkan PP No. 1/2017 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, perusahaan masih bisa mengekpor mineral yang belum dimurnikan hingga Januari 2022. Namun, perusahaan itu harus memenuhi berbagai persyaratan untuk mendapatkan rekomendasi ekspor mineral mentah, seperti membangun smelter.
Amman Mineral juga menyiapkan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter tembaga berkapasitas 2 juta ton per tahun dengan nilai investasi US$1,6 miliar.
Lokasi pembangunan smelter itu di wilayah operasi Amman Mineral Nusa Tenggara, perusahaan tambang yang mengoperasikan tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat, NTB.