Bisnis.com, JAKARTA — PT Inalum (Persero) menargetkan pembayaran divestasi saham PT Freeport Indonesia akan rampung pada akhir tahun ini.
Direktur Utama PT Inalum Budi Gunawan Sadikin mengatakan transaksi itu saat ini sudah mendekati akhir.
“Dokumentasi, izin dan pembayaran diharapkan selesai Desember. Di mana pembayaran dilakukan dan secara legal saham berpindah tangan,” katanya Selasa (17/10/2018).
Dia memerinci, dari nilai divestasi US$ 3.85 miliar dihitung dari potensi aliran kas PTFI yang akan habis open pit nya pada tahun depan. PTFI lanjut dia akan alih ke underground mine pit dimana kemampuan dan teknologinya cukup susah dan terkompleks.
“Gambarannya angka kita lihat dari PTFI ini, rata-rat keuntungan setelah pajak di atas US$2 miliar setelah 2020,”imbuhnya.
Seperti diketahui akhir September lalu, nduk industri pertambangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) bersama Freeport McMoRan Inc. (FCX) dan Rio Tinto, melakukan penandatanganan jual beli saham (sales and purchasing agreement) dan perjanjian pemegang saham PT Freeport Indonesia.
Dengan penandatangan ini, jumlah saham PTFI yang dimiliki Inalum menjadi 51,23%, sementara Pemda Papua memperoleh 10% dari total saham. Perubahan kepemilikan saham ini akan resmi terjadi setelah transaksi pembayaran senilai US$3,85 miliar kepada FCX yang akan diselesaikan sebelum akhir 2018.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama INALUM Budi G. Sadikin, dan CEO FCX Richard Adkerson, disaksikan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan setelah penandatanganan SPA masih menunggu PTFI mengirimkan surat kepada Kementerian ESDM untuk memohon perubahan pemegang saham.
“Lalu, setelah itu kita terbitkan pengakhiran Kontrak Karya lalu menjadi IUPK. Tapi kalau ditanya kapan, PTFI tergantung selesai transfer pembayaran Inalum kepada Rio Tinto dan FCX,” katanya.
Menurutnya, proses selanjutnya lebih apa penyelesaian administrasi saja. Selain itu, lanjut Jonan, kewajiban PTFI untuk membangun smelter tembaga berkapasitas 2 juta - 2,6 juta ton per tahun akan terus dimonitor dan evaluasi perkembangannya.