Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Realisasi Penyerapan Biodiesel per Oktober 2018

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi serapan bahan bakar nabati jenis biodiesel (FAME) pada B20 telah mencapai 437.980 kilo liter.  Angka ini serapan selama periode 1 September-10 Oktober 2018.
Kebijakan penggunaan biodiesel dan realisasi produksi biodiesel dan biosolar 2013 hingga 2017./Bisnis-Husin Parapat
Kebijakan penggunaan biodiesel dan realisasi produksi biodiesel dan biosolar 2013 hingga 2017./Bisnis-Husin Parapat
Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi serapan bahan bakar nabati jenis biodiesel (FAME) pada B20 telah mencapai 437.980 kilo liter.  Angka ini serapan selama periode 1 September-10 Oktober 2018.

Adapun serapan sampai Oktober tersebut baru mencapai sekitar 15% dari alokasi yang ditetapkan pemerintah untuk periode September-Desember 2018, yakni 2,85 juta kiloliter.  Sampai dengan akhir tahun, total serapan FAME ditargetkan dapat mencapai 3,9 juta kiloliter. 

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengakui penyerapan FAME dalam mandatori B20 belum optimal karena masih terkendala persoalan rantai pasok. Namun, dia optimistis target serapan FAME dapat tercapai.

"Kami akui belum optimal tapi kalau boleh saya klaim, sampai September ini sudah lebih baik.  Kendala di supplai chain, di midstream-nya," ujar Rida di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (15/10/2018).

Sampai saat ini, pasokan FAME dari badan usaha BBN kepada BU BBM seringkali mengalami keterlambatan lantaran harus mengantre di pelabuhan. Pemerintah sedang mencari solusi agar angkutan FAME bisa diprioritaskan, seperti halnya angkutan sembako dan BBM.

Rida berujar Kemenko Perekonomian sudah menyurati terkait permasalahan pengiriman ini kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. 

"Sudah surati Dirjen Laut untuk minta dukungan," katanya.

Di sisi lain, penyaluran FAME, terutama ke Pertamina, juga belum dilakukan terpusat seperti yang direncanakan sebelumnya.   

Menurut Rida, untuk memudahkan penyaluran pasokan FAME, sebelumnya Pertamina telah mengusulkan agar pengiriman FAME hanya dikirim ke 14 fasilitas blending Pertamina, yakni enam kilang dan delapan TBBM.  Nantinya, biodiesel yang sudah dicampur di 14 titik tersebut akan didistribusikan sendiri oleh Pertamina ke SPBU-SPBU miliknya.  Sehingga BU BBN tak perlu lagi memasok ke 112 TBBM Pertamina.  

Namun hingga kini, kata Rida, rencana tersebut belum terealisasikan karena Pertamina belum menentukan TBBM mana yang menjadi pusat pengiriman.

Sementara itu, dengan realisasi serapan FAME periode September-Oktober sebesar 437.980 kilo liter diperkirakan terdapat penghematan devisa senilai Rp3,4 triliun (menggunakan asumsi nilai MOPS solar sebesar US$85/bbi dan kurs Rp14.600/USD). 

Pemerintah memproyeksikan penghematan devisa program perluasan B20 ke sektor non-PSO diperkirakan dapat mencapai US$1,02 miliar atau Rp14,9 triliun.

Sebelumnya, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengakui masih ada sejumlah kendala dari sisi penyaluran suplai  Fatty Acid Methyl Ester (FAME) kepada badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BU BBM), seperti permasalahan administrasi dan transportasi.  Dia enggan menjelaskan lebih jauh.  Namun yang jelas persoalan tersebut, kata Paulus, tengah dikoordinasikan dengan Direktur Jenderal Migas dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.  

"Tentunya ada sebabnya mengapa sampai saat ini masih ada beberapa titik yang masih belum terpasok. Namun masing-masing titik terdapat hal yang berbeda-beda dan tidak bisa menggeneralisasinya," ujar Paulus.

Paulus mengklaim selama ini penyaluran FAME untuk sektor PSO (subsidi) tidak terkendala.  Dengan adanya perluasan ke sektor non-PSO, titik penyaluran suplai menjadi lebih banyak. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper