Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren 'Belanja Pengalaman' Pengaruhi Pergeseran Bisnis Ritel Modern

Ditengah maraknya shifting konsumsi yang disebabkan dagang-elektronik, kecenderungan masyarakat Indonesia yang tinggi untuk berbelanja pengalaman masih memberi dampak positif kepada peritel modern.
Pengunjung berbelanja di Mitra10 Pesanggrahan, Jakarta, Kamis (25/5/2018)./JIBI/Bisnis/Abdullah Azzam
Pengunjung berbelanja di Mitra10 Pesanggrahan, Jakarta, Kamis (25/5/2018)./JIBI/Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Ditengah maraknya shifting konsumsi yang disebabkan dagang-elektronik, kecenderungan masyarakat Indonesia yang tinggi untuk berbelanja pengalaman masih memberi dampak positif kepada peritel modern.

Advisory Deals Strategy & Operations PT PricewaterhouseCoopers indonesia Advisory Sharly Rungkat mengatakan 76% responden Indonesia masih berbelanja di toko fisik setidaknya sebulan sekali. Meskipun di saat sama, pertumbuhan belanja via telepon genggam tumbuh 133% dari tahun sebelumnya.

Hanya saja, dengan capaian 47% responden yang mengklaim mereka memilih belanja pengalaman, mengartikan bahwa peritel yang mengedepankan pengalaman dalam penjualan produknya masih akan bertahan.

"Toko-toko fisik masih akan mampu bersaing dan relevan, evolusi tren belanja pengalaman akan lebih banyak kita saksikan lagi," katanya ,Selasa dalam acara peluncuran Global and Indonesia Cosumer Insights 2018, Selasa (16/10/2018).

Ditambah lagi, dia mengatakan peningkatan kelas menengah Indonesia cukup signifikan, yang mana pada 2017 lalu hanya 40 juta dan akan meningkat hingga 200 juta pada 2045.

Masyarakat kelas menengah ini tidak hanya mengingkan kemudahan dengan menggukanan teknologi dalam belanja produknya, tetapi juga pengalaman.

Hal tersebut dapat terlihat dari beberapa ritel milik PT Mitra Adhiperkasa (Starbuck) dan PT Hero Supermarket Tbk (Ikea) yang terlihat cukup populer dan menjadi destinasi konsumen Indonesia.

"Apalagi saat ini banyak sekali keluarga yang suami-istri bekerja, mereka pasti ingin menghabiskan waktu akhir pekan bersama keluarga dan kerabat, bukan hanya dengan belanja saja," ujar Sharly.

Public Relation Ikea Indonesia Ririn Basuki mengatakan visi perusahaan memang bukan hanya menjual mebel, tetapi memberikan pengalaman yang berbeda bagi pelanggan yang berkunjung ke gerainya.

"Kami berharapnya pelanggan bisa merasakan hal yang berbeda, kalau bisa merasakan gerai kami seperti rumah sendiri dan mendapat inspirasi dari setiap produk yang kami tunjukkan," katanya.

Dia menjelaskan, Ikea memiliki 55 ruang inspirasi dan 3 rumah yang dipenuhi dengan mebel di setiap ruangannya. Selain itu, Ikea juga memiliki area restoran dan coffee shop, dan area taman bermain anak.

"Pelanggan Ikea satu jam tidak cukup, biasanya 4 jam setelah jalan-jalan, bermain makan dan memilih produknya," kata Ririn.

Adapun, Ririn memaparkan rata-rata kunjungan Ikea perhari mencapai 4.000 per hari, dan di akhir pekan kunjungan bisa mencapai 15.000 per hari.

Berdasarkan catatan Bisnis, pada semester I/2018, penjualan dari dari Guardian dan IKEA naik 27% secara year-on-year (yoy) atau menjadi Rp1,41 triliun. Perseroan juga tengah berencana menambah gerai IKEA yang ditargetkan rampung pada 2019. 

Senada, Corpotrate Secretary PT Mitra Adhiperkasa Tbk. Fetty Kwartati mengatakan perseroannya juga telah mempertimbangkan perubahan tren tersebut.

Dia mengatakan, dengan besarnya pertumbuhan generasi milenial, tren belanja produk saja tidak lagi relevan, dan generasi ini lebih tertarik dengan dengan model belanja yang memberikan pengalaman unik.

"Kami sebenarnya sudah membaca hal itu dan sudah mengantisipasinya dengan memberikan pola belanja yang diinginkan pelanggan," katanya.

Adapun, dia memaparkan, salah satu contoh upaya aplikasinya adalah dengan pembukaan Satrbuck Reserve, yang mana memberikan pengalaman kepada penikmat kopi untuk bereksperimen.

"Tentunya ambiance gerai pun sudah dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi tempat yang nyaman buat customer melakukan experiential shopping," ujarnya.

Adapun, dalam laporan keuangan yang dipublikasikan Juli 2018, nilai pendapatan bersih emiten bersandi saham MAPI senilai Rp9,1 triliun, tumbuh 18% dari posisi Rp7,71 triliun pada semester I/2017.

Bila ditelisik berdasarkan segmen, pendapatan paling tinggi diperoleh dari segmennya a.l. ritel, department store, kafe & restoran, dan lain-lain masing-masing senilai Rp6,59 triliun, Rp1,35 triliun, Rp1,21 triliun dan Rp81,46 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper