Bisnis.com, JAKARTA – Operasional mobile tower navigasi penerbangan milik AirNav Indonesia dinilai mampu melayani penerbangan lebih optimal pascagempa di Bandara Mutiara Sis Al Jufri di Palu, Sulawesi Tengah.
Plt. Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan M. Pramintohadi Sukarno mengatakan sarana navigasi merupakan hal yang vital dalam keselamatan penerbangan. Mobile tower bisa menigkatkan kinerja petugas pemandu lalu lintas udara (air traffic controller/ATC).
"Saya harap [mobile tower] bisa segera dioperasikan menggantikan tower darurat saat ini. Dengan demikian, navigasi penerbangan bisa dilayani dengan lebih optimal," kata Pramintohadi dalam keterangan resmi pada Selasa (9/10/2018).
Dia menambahkan mobile tower hanya bersifat sementara. Pihaknya segera memperbaiki atau membuat tower baru, tergantung pada hasil inspeksi terhadap tower sebelumnya.
Pramintohadi menjelaskan perbandingan mobile tower dengan tower darurat lebih pada sisi fasilitas di antaranya radio yang dilengkapi dengan antena yang lebih memadai sehingga dimungkinkan memiliki jangkauan lebih baik, selain lebih nyaman bagi ATC dalam memberikan layanan kepada pesawat udara.
Sejak 7 Oktober 2018, lalu lintas penerbangan di Bandara Palu sudah mencapai 105 penerbangan, terdiri dari keberangkatan 46 penerbangan dan kedatangan 59 penerbangan. Adapun, peak hours terjadi pada pukul 00.00 – 01.00 WITA dan 02.00 – 03.00 WITA, masing-masing 17 pergerakan pesawat.
Bandara tersebut juga sudah mampu melayani penerbangan pesawat jet narrow body sekelas Boeing 737 NG dengan beberapa persyaratan. Penerbangan Lion Air JT 3852 merupakan penerbangan dengan pesawat jet pertama yang beroperasi secara terbatas pasca musibah gempa tersebut.