Bisnis.com, DENPASAR – AirNAv Indonesia akan membangun tower baru di Bandara Mutiara SIS Al - Jufrie Palu dengan kemampuan mampu menahan gempa hingga kekuatan 9 skala richter (SR).
Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto mengatakan tower baru tersebut akan dibuat sesegara mungkin dengan pengerjaan 7 sampai 8 bulan ke depan. Pilihan untuk membuat tower baru lantaran tower lama yang kondisinya sudah retak dan tidak bisa diperbaiki.
Adapun untuk tower tahan gempa tersebut nantinya akan lebih banyak menggunakan konstruksi baja. Selain Bandara Palu, pembangunan tower tahan gempa juga akan dilakukan di daerah rawan lainnya seperti NTB, Yogyakarta, maupun Aceh.
Kata dia, sebenarnya AirNav telah membangun beberapa tower baru yang mampu menahan gempa paling tidak dengan kekuatan 6 ampai 7 SR. Namun, melihat kejadian di Palu, kemampuan tower tahan gempa di daerah rawan rencananya akan ditingkatkan.
“Kita akan bekerja sama dengan BUMN untuk membuat kapasitas tower tahan gempa, beberapa tower baru kita sebenarnya sudha punya standar tinggi dengan mampu menahan gempa hingga 6 sampai 7 SR,” katanya, Senin (8/10/2018).
Sementara, saat ini, Bandara Palu masih menggunakan tower mobile yang telah mampu mengkover 98% lalu lintas penerbangan. Ke depannya, jika tower baru tersebut rampung, maka tower mobile akan dibongkar (demolish).
Adapun saat ini, dengan menggunkan tower mobile, tercatat lalu lintas penerbangan di Bandara Palu mencapai 150 flight per hari. Penerbangan tersebut mengangkut mulai dari bantuan hingga pengungsi yang ingin meninggalkan Palu.
Kata dia, tower mobile ini telah berfungsi sangat maksimal mengingat kemampuannya dalam mengaur lalu lintas penerbangan yang lebih tinggi dari kondisi normal. Dalam kondisi normal, rata-rata penerbangan di Bandara Palu hanya mencapai 30 sampai 40 flight per hari.
“Yang lebih penting dengan adanya mobil tower beroperasi di Palu lebih canggih tidak ada kekuranggan layanan terutama melayani pesawat bantuan besar bahkan pesawat jet reguler,” katanya.