Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AirNav Indonesia Bakal Bangun Tower Tahan Gempa di Bandara Palu

AirNAv Indonesia akan membangun tower baru di Bandara Mutiara SIS Al - Jufrie Palu dengan kemampuan mampu menahan gempa hingga kekuatan 9 skala richter (SR).
Warga berusaha meninggalkan kota Palu untuk mengungsi melalui Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Warga berusaha meninggalkan kota Palu untuk mengungsi melalui Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, DENPASAR – AirNAv Indonesia akan membangun tower baru di Bandara Mutiara SIS Al - Jufrie Palu dengan kemampuan mampu menahan gempa hingga kekuatan 9 skala richter (SR).

Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto mengatakan tower baru tersebut akan dibuat sesegara mungkin dengan pengerjaan 7 sampai 8 bulan ke depan. Pilihan untuk membuat tower baru lantaran tower lama yang kondisinya sudah retak dan tidak bisa diperbaiki.

Adapun untuk tower tahan gempa tersebut nantinya akan lebih banyak menggunakan konstruksi baja. Selain Bandara Palu, pembangunan tower tahan gempa juga akan dilakukan di daerah rawan lainnya seperti NTB, Yogyakarta, maupun Aceh.

Kata dia, sebenarnya AirNav telah membangun beberapa tower baru yang mampu menahan gempa paling tidak dengan kekuatan 6 ampai 7 SR. Namun, melihat kejadian di Palu, kemampuan tower tahan gempa di daerah rawan rencananya akan ditingkatkan.

 “Kita akan bekerja sama dengan BUMN untuk membuat kapasitas tower tahan gempa, beberapa tower baru kita sebenarnya sudha punya standar tinggi dengan mampu menahan gempa hingga 6 sampai 7 SR,” katanya, Senin (8/10/2018).

Sementara, saat ini, Bandara Palu masih menggunakan tower mobile yang telah mampu mengkover 98% lalu lintas penerbangan. Ke depannya, jika tower baru tersebut rampung, maka tower mobile akan dibongkar (demolish).

Adapun saat ini, dengan menggunkan tower mobile, tercatat lalu lintas penerbangan di Bandara Palu mencapai 150 flight per hari. Penerbangan tersebut mengangkut mulai dari bantuan hingga pengungsi yang ingin meninggalkan Palu.

Kata dia, tower mobile ini telah berfungsi sangat maksimal mengingat kemampuannya dalam mengaur lalu lintas penerbangan yang lebih tinggi dari kondisi normal. Dalam kondisi normal, rata-rata penerbangan di Bandara Palu hanya mencapai 30 sampai 40 flight per hari.

“Yang lebih penting dengan adanya mobil tower beroperasi di Palu lebih canggih tidak ada kekuranggan layanan terutama melayani pesawat bantuan besar bahkan pesawat jet reguler,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper