Bisnis.com, NUSA DUA-- Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga risiko bagi pembiayaan infrastruktur di Tanah Air yang diarahkan untuk lebih banyak melibatkan swasta.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengakui paradigma baru dalam pembangunan infrastruktur ini memiliki risiko a.l. sisi kurs, risiko likuiditas dan risiko suku bunga.
"Komitmen bank sentral dalam hal pembiayaan infrastruktur untuk memastikan manajemen risiko pasar dalam pembiayaan. Jangan lupa, Kita sudah maju dalam 'foreign exchange swap'," ujar Perry dalam Indonesia Investment Forum, Selasa (8/10).
Untuk risiko valas, BI telah menciptakan instrumen lindung nilai baru bagi kebutuhan valas pengusaha, yaitu Domestik Non-Deliverable Forward (DNDF).
Tidak hanya itu, Perry mengatakan BI akan memperkenalkan Overnight Index Swap (OIS) yang akan menjadi acuan suku bunga untuk transaksi keuangan.
Instrumen ini akan memitigasi risiko suku bunga dari penarikan valas. Nantinya, OIS diterapkan setelah pasar memakai Indonia sebagai acuan. OIS akan memiliki acuan untuk tenor satu bulan, tiga bulan dan seterusnya.
Untuk risiko likuiditas, Perry menegaskan BI akan bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dari sisi BI, Perry menuturkan pihaknya telah meningkatkan frekuensi lelang repo bagi perbankan untuk menopang kebutuhan valasnya.