Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Argentina memutuskan menghentikan penyelidikan antidumping terhadap produk serat poliester bertekstur (Polyester Textured Yarn/PTY), yang salah satunya berasal dari Indonesia.
Adapun, keputusan ini diumumkan secara resmi oleh otoritas penyelidikan National Commission for Foreign Trade, Secretariat of Commerce Ministry of Production Argentina melalui final determination file No.529/2018 pada 5 September 2018 perihal Termination of the Anti-dumping Duties on PTY Originating in or Imported from Indonesia and India.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan aalasan penghentian penyelidikan ini yaitu dikarenakan tidak ditemukannya bukti dumping dari eksportir yang melebihi batas minimum serta tidak ada kerugian dari pemohon dan hubungan kausalitas di antara keduanya.
Selain itu, juga dikarenakan adanya penarikan permohonan penyelidikan antidumping yang dilakukan Manufacture of Synthetic Fibers S.A. sebagai pihak yang mengajukan petisi dumping.
Permohonan penyelidikan antidumping ini ditarik karena terbakarnya fasilitas penting untuk produksi sehingga persyaratan hukum yang menjadi syarat penyelidikan tidak dapat dipenuhi.
“Hal ini tentunya merupakan kabar yang menggembirakan bagi kita, mengingat peningkatan ekspor merupakan salah satu fokus yang tengah dilakukan pemerintah,” ujar Oke, Seperti dikutip dari siaran pers Kemendag, Senin (9/10/2018).
Sementara itu, Direktur Pengamanan Perdagangan, Pradnyawati menyampaikan bahwa penyelidikan antidumping produk serat poliester bertekstur dimulai sejak 12 September 2017.
Dalam proses penyelidikan terdapat beberapa kendala, di antaranya kewajiban untuk memberikan tanggapan dengan menggunakan bahasa Spanyol yang diterjemahkan di Argentina.
"Namun, dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dengan para eksportir, hambatan tersebut dapat diatasi," jelasnya.
Adapun, volume ekspor serat poliester bertekstur Indonesia ke Argentina secara umum mengalami fluktuasi dengan tren 2013-2017 menurun sebesar 3,54%.
Dalam lima tahun terakhir ekspor terbesar tercatat pada tahun 2015-2016 yaitu senilai US$8,10 juta. Namun, pada tahun 2017 terjadi penurunan sehingga nilai ekspor menjadi US$5,2 juta.
Pada 2018, ekspor komoditas tersebut ke Argentina kembali cerah. Pada periode Januari-Juli 2018, ekspornya mencapai US%3,30 juta, atau meningkat sebesar 36,27% dari periodeyang sama tahun lalu yang mencapai US$2,40 juta.
Dengan nilai tersebut, Indonesia memiliki pangsa pasar sekitar 26% dari total impor serat poliester bertekstur Argentina.
“Terbukanya kembali akses pasar Argentina harus dilihat sebagai peluang untuk semakin meningkatkan ekspor serat poliester bertekstur. Terutama karena Indonesia merupakan salah satu pemain penting di Argentina,” jelas Pradnyawati.