Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) mengharapkan adanya win-win solution dan mengimbau semua pihak agar patuh pada aturan maupun perundang-undangan yang berlaku dalam menyelesaikan kemelut yang terjadi di Pelabuhan Teluk Bayur, Sumatra Barat.
"Harapannya jangan menang-menangan dong, mesti ada solusi yang baik agar bisa diterima semua pihak, baik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II selaku BUP [badan usaha pelabuhan] maupun PBM," ujar M. Fuadi, Ketua Umum DPP APBMI kepada Bisnis di Jakarta pada Senin (8/10/2018).
Dia menyampaikan hal itu menanggapi adanya 'aksi diam' atau tidak bekerja di Pelabuhan Teluk Bayur pada Senin (8/10) yang digagas APBMI Sumbar, Indonesia National Shipowners Association (INSA), Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), serta Koperbam Pelabuhan Teluk Bayur, dan Koperasi Angkutan Barang Pelabuhan (Kopanbabel) Teluk Bayur.
Fuadi mengatakan Kemenhub agar segera menerbitkan aturan dan petunjuk teknis dari PM 152/2016 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal di Pelabuhan yang memprioritaskan PBM melaksanakan stevedoring.
Sementara itu, kalangan pelaku usaha mengharapkan sinergitas yang lebih baik lagi antara perusahaan bongkar muat (PBM) dan PT Pelabuhan Indonesia II cabang Teluk Bayur.
"Ke depan diharapkan sama-sama membangun sinergitas itu demi kepentingan bersama," ujar Yahya, Yulianto, Branch Manager PT Varuna Tirta Prakasya (VTP), salah satu PBM di Teluk Bayur.
PT VTP merupakan satu-satu BUMN yang dipercaya dalam menangani bongkar muat komoditas pupuk di Teluk Bayur hingga delivery ke gudang, bahkan sampai proses distribusi ke Aceh.
"Hampir dipastikan semua kapal pengangkut komoditas pupuk di Teluk Bayur itu dilayani bongkar muatnya oleh VTP," kata Yahya.
Di samping menangani pekerjaan angkutan beras dari Bulog, saat ini perseroan juga sudah melayani komoditasd karet milik PT.Agro Muko untuk pengangkutannya dari Bengkulu menuju pelabuhan Teluk Bayur via darat untuk selanjutnya dilakukan pengapalan ekspor.
"Rata-rata dalam sebulan kami bisa handle untuk pupuk mencapai 1.000 ton, dan ekspor karet 10 hingga 20 kontainer,"ujarnya.
Adapun komoditas beras yang ditangani VTP dari Pelabuhan Teluk Bayur ke gudang Bulog mencapai 50 kontainer per bulan atau setara 100 ton per bulan.