Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Susi Pudjiastuti: Riau Bisa Jadi Bandar Ikan

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti optimistis Riau bisa menjadi daerah penghasil ikan terbesar di Indonesia.
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti naik perahu karet untuk meninjau lokasi keramba ikan saat peresmian Keramba Jaring Apung atau offshore di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang, Babakan, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (24/4/2018)./ANTARA-Adeng Bustomi
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti naik perahu karet untuk meninjau lokasi keramba ikan saat peresmian Keramba Jaring Apung atau offshore di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang, Babakan, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (24/4/2018)./ANTARA-Adeng Bustomi

Bisnis.com, JAKARTA- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti optimistis Riau bisa menjadi daerah penghasil ikan terbesar di Indonesia.

Hal ini disampaikan dalam acara Parenting Akbar dan Makan Ikan di Taman Ahsantum Al-Ihsan Boarding School, Riau pada Rabu (3/10/2018). Dia bercerita bahwa Bagan Siapi-api yang terletak di Provinsi Riau merupakan salah satu kita penghasil ikan terbesar di Indonesia. Namun, masuknya kapal-kapal pelaku illegal fishing yang mulai menguasai perairan Indonesia, katanya membuat produksi ikan hasil tangkapan nelayan setempat menurun drastir.

“Saya yakin ikan-ikan di Riau ini akan kembali lagi jika penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan terus dilarang. Saya yakin [Riau] akan jadi bandar ikan seperti Bagan Siapi-api,” ungkapnya seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima, Kamis (4/10/2018).

Dalam 20 tahun terakhir, lanjutnya, laut Indonesia banyak didatangi kapal-kapal dari luar negeri untuk mengambil ikan. Tidak terasa pada tahun 2000-an banyak perusahaan berhenti karena jumlah ikan berkurang drastis. Hal ini juga disusul dengan menurunnya jumlah profesi nelayan.

“Banyak nelayan di Pulau Jawa beralih profesi dan memilih datang ke Jakarta karena ikannya habis. Hari itu kita semua tidak tahu kenapa ikan kita habis,” terang Menteri Susi. 

Namun, setelah menjabat sebagai Menteri Kelautan dan perikanan dia mengaku melihat apa yang terjadi di mana pada 2001 pemerintah mengizinkan kapal asing untuk berganti bendera menjadi bendera Indonesia dan menangkap ikan di wilayah  laut nusantara. Menurutnya, karena niat mereka datang adalah untuk mencuri satu izin digunakan secara ilegal untuk 10-20 kapal.

Seiring dengan terjadinya hal ini, berbagai persoalan lain terkait kelautan dan perikanan muncul pun turut terungkap seperti penyelundupan hewan-hewan langka, obat-obat terlarang, hingga perdagangan manusia.

“Kapalnya itu besar-besar. Akhirnya jumlah (produksi) ikan kita menurun hingga beberapa juta ton saja. Indonesia ini negara yang besar dan penduduknya begitu banyak, masa dengan jumlah penduduk yang begitu banyak ini kita tidak bisa mengelola laut kita sendiri. Kita malah membiarkan kapal-kapal asing masuk mencuri ikan dan melakukan kejahatan lainya seperti penyelundupan narkoba, miras, dan binatang-binatang langka dari Indonesia” tambahnya.

Menteri Susi mengakui, meskipun sudah hampir empat tahun dirinya menjadi menteri masih banyak persoalan yang menjadi PR baginya, terutama menjalankan tiga pilar pembangunan, yakni kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan. Ia mengatakan menjaga kedaulatan merupakan hal penting yang akan berpengaruh pada aspek keberlanjutan dan kesejahteraan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper