Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melambungkan Ekspor Kopi ke China

Secara historis, China tidak dikenal sebagai negara peminum kopi. Justru, tehlah yang lebih lekat dengan budaya Negeri Panda.
Kopi/Istimewa
Kopi/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Secara historis, China tidak dikenal sebagai negara peminum kopi. Justru, tehlah yang lebih lekat dengan budaya Negeri Panda.

Namun, perubahan gaya hidup dan perekonomian masyarakat China perlahan membuat kopi menjadi primadona baru di negara tersebut.

China Chamber of Commerce menyebutkan, konsumsi kopi masyarakat China pada 2017 tumbuh 22,1% dari tahun sebelumnya dengan 108.276 ton. Padahal, pada 2016, konsumsi kopi di negara itu hanya tumbuh 14,5% dari tahun sebelumnya.

Catatan itu diperkuat oleh data Trade Map, yang mengungkapkan China merangsek ke peringkat 14 sebagai importir kopi terbesar di dunia pada 2017 dari tahun sebelumnya di peringkat 23 dunia. Nilai impor kopi China pada 2017 mencapai US$520 juta dengan pangsa 1,6% dari total impor kopi di seluruh seluruh. Capaian itu naik 265% dari tahun sebelumnya.

Dalam sebuah sesi wawancara dengan Bloomberg pada Agustus, CEO Starbucks China Belinda Wong pun mengamini adanya perkembangan pesat di sektor perkopian Negeri Tembok Besar. Perubahan gaya hidup, meningkatnya jumlah kelompok masyarakat milenial, dan dominasi kalangan kelas menengah ke atas turut memengaruhi pergerakan budaya minum kopi di negara tersebut.

Di China, Starbucks menargetkan dapat memiliki lebih dari 5.000 kedai kopi pada 2021, melambung dari realisasi tahun ini sebanyak 3.000 kedai. “Kami memperkirakan, setiap 15 jam sekali akan membuka kedai baru di China,” ujar Belinda.

Kondisi itu berbanding terbalik dengan bisnis Stabucks di kampung halamannya sendiri, Amerika Serikat. Di negara tersebut, Starbucks menutup 150 kedainya sepanjang tahun ini, lantaran diterpa sejumlah skandal dan mulai jenuhnya pasar kopi di AS.

Kembali lagi ke China, catatan konsumsi kopi di negara itu sempat menjadi salah satu topik sorotan Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun. Menurutnya, Indonesia sebagai eksportir kopi terbesar kedua dunia, seharusnya mampu melihat potensi kenaikan pangsa pasar di China tersebut.

“Kita masih kalah dari Vietnam dalam ekspor kopi. Nilai ekspor kita sejauh ini hanya 10% dari total ekspor Vietnam ke China,” ujarnya saat ditemui Bisnis dalam pergelaran CAEXPO 2018 di Nanning, bulan lalu.

Untuk itu. dia bertekad membawa produk kopi Nusantara agar lebih dikenal di China. Sejumlah cara pun akan ditempuh Kementerian Perdagangan, seperti membawa produsen kopi Kapal Api dan Mayora ke acara China International Import Expo pada November 2018.

CAPAIAN MINIM

Upaya itu diambil setelah melihat realisasi nilai impor kopi Indonesia oleh China pada 2017 hanya mencapai US$50 juta. Jika dibandingkan dengan ekspor kopi RI ke AS pada periode yang sama, yang mencapai US$256 juta, capaian pengiriman ke China tersebut terpaut jauh.

Untuk itu, Djauhari ingin mengenalkan produk kopi instan yang dimiliki oleh Indonesia ke negara tersebut Pasalnya, bila berkaca kepada riset International Coffee Organizations (ICO),90% permintaan kopi di China adalah untuk segmen kopi instan.

Kebutuhan impor kopi negara tersebut pun masih didominasi oleh kopi berjenis green bean kelas menengah yang biasa diubah menjadi produk kopi instan. Porsinya mencapai 85% dari total impor kopi China.

Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia Irfan Anwar mengakui, potensi pasar di China sangatlah besar. Namun, dia melihat karakteristik konsumen kopi di China sulit untuk disuguhi kopi Indonesia.

Dia berpendapat,karakter kebutuhan kopi di China sangat mirip dengan yang diproduksi oleh Vietnam, yakni kelas commercial grade.

“Untuk saat ini, sangat sulit jika kopi kita dibandingkan dengan Vietnam untuk diekspor ke China. Karakter kopi yang diproduksi dan diekspor Indonesia berupa special grade, yang harganya lebih mahal,” katanya, Minggu (30/9).

Jenis kopi arabica grade 1 asal Indonesia, dijual seharga US$6/kg di pasar global, sedangkan kopi serupa asal Vietnam dijual sekitar US$3/kg—US$4/kg. Perbedaan harga tersebut disebabkan oleh perbedaan kualitas.

Namun, dia tidak menampik, terdapat potensi perubahan karakter konsumsi kopi di China pada masa mendatang. Pertumbuhan jumlah kedai kopi—terutama Starbucks—di China akan diikuti oleh kenaikan standar konsumsi kopi di negara itu.

Berdasarkan data AEKI, China masih menempati peringkat ke-15 sebagai negara tujuan ekspor kopi Indonesia pada tahun ini, dengan proporsi hanya 2% dari total ekspor kopi Indonesia.

Dia memperkirakan, kurang dari 1 dekade ke depan, permintaan kopi Indonesia oleh China akan di atas 10%. Negara tersebut bahkan bisa saja memasuki posisi 10 besar importir kopi dari Tanah Air.

Akan tetapi, potensi itu hanya dapat dicapai apabila pemerintah memberikan relaksasi ekspor ke China dengan menghilangkan bea masuk komoditas tersebut. Pasalnya, berdasarkan data Bea Cukai China, impor kopi asal Indonesia dikenai bea masuk sebesar 8%.

“Belum lagi tiap kota di China memiliki tarif tambahan yang beragam dalam menerapkan bea masuk, yang berkisar antara 2%—3%,” jelasnya.

Untuk itu, di tengah tren minum kopi yang masih mendunia, pemerintah diharapkan membantu eksportir membuka pasar potensial seperti China, sebagai stimulus di tengah pelemahan harga kopi global.

“Pemerintah jangan malah memberikan distraksi baru bagi konsumsi kopi dalam negeri, seperti dengan menyarankan kaum milenial mengurangi jajan kopinya,” jelasnya, merujuk pada pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang belum lama ini menyarankan kaum muda menyisihkan uangnya untuk dana pensiun alih-alih untuk nongkrong sambil minum kopi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper