Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KEIN: Indonesia Akan Hadapi 5 Tantangan Ekonomi

Komite Ekonomi Industri Nasional menilai ada lima tantangan ekonomi yang akan dihadapi Indonesia, baik dari eksternal maupun domestik.
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di Jakarta, Senin (10/9)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di Jakarta, Senin (10/9)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Komite Ekonomi Industri Nasional menilai ada lima tantangan ekonomi yang akan dihadapi Indonesia, baik dari eksternal maupun domestik.
 
Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta mengungkapkan setidaknya ada lima tantangan ekonomi yang dihadapi negeri ini.
  
Dari eksternal, faktornya mencakup perang dagang, aspek likuiditas karena Fed Fund Rate (FFR) masih terus bergerak, dan harga minyak sebagai dampak kebijakan geopolitik embargo AS terhadap minyak dari Iran.
 
"Yang dari dalam negeri, utamanya adalah disparitas pembangunan antara Jawa dan luar Jawa, dalam konteks PDB lebih dari 50% datang dari Jawa dan karena penduduknya banyak. Selain itu, lapangan pekerjaan," jelasnya, Rabu (26/9/2018).
 
Menurut Arif, pemerintah sudah melakukan berbagai langkah awal sebagai landasan ekonomi ke depan, sehingga perlu keberlanjutan tidak peduli siapa presidennya. Kebijakan pemerintah saat ini, dengan membangun dari pinggiran sudah tepat, seperti Dana Desa dan membangun infrastruktur dari Timur.
 
"Implikasinya datang investasi, yang diharapkan masuk direct investment yang menghasilkan pekerja," imbuhnya.
 
Arif menilai pembangunan industri bahan baku terutama untuk lima komoditas utama saat ini harus terus digerakkan, di antaranya petrokimia, baja, dan turunan baja. Selanjutnya, keberpihakan ke pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) lewat suku bunga yang efisien dan menguntungkan pelaku usaha.  
 
Dalam penelitian yang dilakukan KEIN terkait pengaruh nilai tukar rupiah, sektor yang positif di tengah pelemahan mata uang Garuda adalah sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan. Hal ini dipandang penting untuk menjadi dasar kebijakan ke depan, sehingga perlu dipikirkan industri yang tepat sejak hulu hingga hilir.
 
"Landasannya sudah dipersiapkan dan harus terus diisi dan bisa take off," ucapnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper