Bisnis.com, JAKARTA — Proses divestasi saham PT Freeport Indonesia tidak mudah. Keberhasilan proses hingga tahap akhir, yaitu penandatanganan jual beli (sales & purchase agreement/SPA) tidak lepas dari jasa kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa sampai kemarin sore, pihanya masih bertemu dengan Freeport McMoRan Inc. untuk membahas detail pasal dalam izin usaha pertambangan khusus (IUPK) yang nantinya akan ditandatangani Menteri ESDM Ignasius Jonan.
“Saya mau sampaikan, proses ini luar biasa, proses yang di bawah leadership Presiden. kita tahu persis apa yang kita perjuangkan, kita detail, dan kami jelaskan secara jelas ke FCX. PTFI harapannya secara teknik, lingkungan bagus. Jadi ini bisa mengelola pertambanngan secara baik.”
Sri Mulyani juga mengucapkan terima kasih kepada Menteri BUMN, Menteri Kehutanan, dan Menteri ESDM yang sudah memperjuangkan proses divestasi saham tersebut. Menurutnya, proses negosiasi tidak mudah karena perlu menjelaskan kepada pemegang saham FCX di AS.
“Kami komitmen untuk menjaga iklim dan kepentingan rakyat. Ini penting bahwa Indonesia menarik untuk investasi. kita bisa mewujudkan benefit yang sama sama baik untuk negara dan investor. Saya harap transaksi bisa selesai dalam tepat waktu, dan kita bisa jalankan PTFI yang kita jaga terus kinerjanya.”
Dia menegaskan bahwa proses divestasi saham Freeport tidak mudah karena proses yang sama-sama pelik. “Tapi dengan niat baik, Inalum dan Richard [CEO FCX], kita akhirnya bisa memenuhi dan mencapai kesepakatan saham 51% melalui SPA ini. Kita juga terus menyelesaikan, dan ini tahap akhir. Ini juga proses yang tidak mudah, tapi komitmen kita untuk memperjuangkan yang terbaik, baik dari sisi penerimaan negara, smleter untuk downstream, pengelolaan.”
Selain itu, Pemerintah Indonesia tetap menghormati hak investor yang datang ke Indonesia.