Bisnis.com, JAKARTA -- Ruas tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) telah beroperasi sebagian pada seksi IB-IC (Cipinang-Jakasampurna) sepanjang 8,4 kilometer (km) sejak November 2017.
Dikutip dari laman Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Selasa (25/9/2018), volume lalu lintas kendaraan yang melintas pada jalan tol ini sudah mencapai 2.367.461 pada periode Januari-Juli tahun ini.
Dengan jumlah itu, rata-rata kendaraan per hari atau lalu lintas harian (LHR) pada ruas tersebut mencapai 11.171 kendaraan.
Tol Becakayu menjadi salah satu alternatif bagi warga Bekasi menuju Cipinang, Jakarta Timur dengan tarif Rp14.000 untuk kendaraan golongan I.
Tol Becakayu dibangun melayang (elevated) dari wilayah Tambun-Bekasi sampai Kampung Melayu, dengan panjang total 21,04 km. Jalan tol ini terdiri dari dua seksi, yaitu seksi I Kasablanka-Jakasampurna sepanjang 11,9 km dan seksi II Jakasampurna-Margajaya sepanjang 4,1 km.
Saat ini, progres untuk Seksi I Kasablanka-Jakasampurna sebesar 95,62% sedangkan Seksi II Jakasampurna-Margajaya sebesar 12,38%. Ruas ini ditargetkan dapat digunakan pada Juli 2019.
Jalan tol yang memiliki biaya investasi sebesar Rp7,2 triliun tersebut dinilai menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat atas permasalahan arus serta volume lalu lintas yang semakin padat dan berdampak pada waktu tempuh yang semakin lama.
Selama ini, rata-rata waktu tempuh dari Kota Bekasi menuju Jakarta sekitar dua jam perjalanan. Dengan dioperasikannya Tol Becakayu, diperkirakan akan mempersingkat waktu tempuh sekitar 1,5 jam perjalanan sehingga Bekasi-Kampung Melayu bisa ditempuh dalam waktu 30 menit.
Selain itu, kehadiran tol ini diharapkan dapat menggairahkan sektor infrastruktur lainnya di wilayah Bekasi. Salah satunya adalah meningkatkan performa properti di Bekasi.
Tol Becakayu juga dapat mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di Jalan Raya Kalimalang dan Tol Jakarta-Cikampek yang sering mengalami penumpukan volume kendaraan di Gerbang Tol Halim.
Lalu lintas kendaraan logistik yang menuju Karawang, Cibitung, dan Bandung pun diharapkan dapat terdampak sehingga lebih lancar serta mengurangi volume lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek.
Sebagai informasi, PT Kresna Kusuma Dyandra Marga adalah Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang melaksanakan pengusahaan Tol Becakayu. Kepemilikan sahamnya dimiliki oleh PT Waskita Toll Road dengan porsi 60%, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. sebesar 1,03%, PT Tirtobumi Prakarsatama 14,97%, PT Citra Mandiri Sukses Sejati 12,00%, Indadi Utama 6%, dan PT Remaja Bangun Kencana 6%.
Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol ditandatangani pada 22 Februari 2007 dan diamandemen pada 16 Desember 2011. Masa konsesi pengusahaan Tol Becakayu adalah 45 tahun.