Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyiapkan sejumlah langkah untuk mengoptimalkan teknologi informasi bagi perkembangan bisnis properti ke depan.
Kementerian itu menggelar workshop dengan tema ‘Disruptive Technology for Affordable Housing’ bersama dengan World Bank pada Senin (17/09/2018). Workshop ini diadakan dalam rangka peringatan Hari Perumahan Nasional 2018, bertujuan untuk mempresentasikan inovasi terbaru yaitu penggunaan teknologi informasi dalam sektor perumahan.
Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan Lana Winayanti mengatakan rangkaian kegiatan workshop ini merupakan kelanjutan dari global conference yang diadakan di Washington DC dan pertemuan di World Bank Singapura yang mengenalkan beberapa teknologi yang nantinya akan membantu meningkatkan akses masyarakat tentang informasi perumahan.
“Selama ini belum ada satu website yang komprehensif menampung banyak informasi. Workshop ini terbagi dalam 4 kelompok diskusi di mana stakeholder terkait akan duduk bersama-sama membahas langkah ke depan apa yang bisa dilakukan dengan teknologi informasi itu,” Kata Lana.
Khalawi, Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan menambahkan teknologi dalam bidang perumahan sudah sangat mutlak dibutuhkan. Belum ada sistem untuk masyarakat mengakses informasi perumahan yang terintegrasi secara online. Workshop ini mendiskusikan kira-kira teknologi apa yang akan mendorong kecepatan informasi perumahan.
Baca Juga
Dia memaparkan sistem informasi ini akan secara masif menyediakan berbagai informasi yang bisa diakses oleh masyarakat, misalnya informasi lahan, jenis rumah, harga tanah, dan lainnya.
Bagi para pengembang juga bisa mendapatkan informasi mengenai lahan yang memungkinkan untuk dibangunnya perumahan. Pengembang akan terbantu dengan mengetahui permintaan masyarakat, jadi mereka bisa mendorong pembangunan sesuai dengan permintaan.
Lana menilai penggunaan teknologi informasi ini merupakan tantangan yang harus diolah menjadi suatu peluang. Untuk membangun sistem membutuhkan waktu yang lama, tidak dalam waktu yang singkat karena banyak stakeholder yang terlibat.
“Kami bersama stakeholder lainnya harus menyelaraskan visi, melakukan koordinasi, membahas bagaimana sharing data dilakukan, kesiapan daerah, kesiapan asosiasi untuk mau membagikan data yang diperlukan,” Tambah Lana.
Dia berharap dengan adanya sistem informasi yang komprehensif dan terintegrasi akan memudahkan masyarakat mencari sumber daya yang diperlukan untuk perumahan, baik yang akan membeli rumah atau membangunan rumah secara swadaya.