Bisnis.com, JAKARTA - Keberhasilan kebijakan terbaru dari Presiden Argentina Mauricio Macri, yang ingin menarik kembali investor ke dalam negerinya, akan terukur pada saat pasar modal Amerika Serikat kembali beroperasi setelah libur Hari Buruh, atau pada 4 September 2018 waktu setempat.
Adapun, pada Senin (3/9/2018), pemerintah Argentina mengumumkan langkah darurat untuk menopang perekonomian yang dilanda krisis keuangan, di antaranya dengan menaikkan pajak ekspor dan memangkas jumlah kementerian.
Langkah tersebut diambil untuk membantu pemerintah mengurangi defisit fiskal dan mengembalikan keyakinan investor terhadap kemampuan Argentina mengelola utang-utangnya.
Sejauh ini, kekhawatiran investor tertuju pada kemampuan pemerintah Argentina mengelola perekonomian dengan inflasi yang menembus 31,2% secara bulanan pada Juli.
Selain itu, kerentanan Argentina pun dibuktikan oleh nilai tukar peso Argentina terhadap dolar AS yang melemah hingga 16% pada pekan lalu, atau hampir 50% selama tahun berjalan.
Namun, pergerakan pasar di Argentina setelah pengumuman tersebut diumumkan tidak lah terlalu signifikan, sehingga sulit menilai keberhasilan proposal tersebut melalui kacamata investor.
Guido Chamorro, Senior Investment Manager di Pictet Asset Management Ltd., Longon, menilai berdasarkan survei baru-baru ini, bahwa sebagian besar investor telah memberikan penilaian overweight untuk obligasi Argentina.
“Saat ini tidak jelas siapa [investor] yang tersisa untuk membeli obligasi [Argentina],” katanya, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (4/9/2018).
Di dalam presentasinya pada awal pekan ini, pejabat Kementerian Keuangan Argentina mengumumkan bahwa negaranya memiliki kebutuhan pendanaan sebesar US$28,3 miliar untuk tahun depan.
Adapun pendanaan tersebut akan didapatkan dari penjualan obligasi seharga US$12 miliar dan pinjaman dari IMF yang telah diberikan sebelumnya (sebesar US$11,7 miliar). Sementara itu, sisanya akan dicari dari institusi keuangan global.
Lebih lanjut, sejatinya sistem pajak pertanian baru yang diberlakukan Pemerintah Macri tersebut juga termasuk di dalam proposal yang diajukan Argentina kepada Dana Moneter Internasional (IMF), supaya sisa dana talangan sebesar US$50 miliar yang dinegosiasikan pada awal tahun ini dapat segera dicairkan.
Sementara investor mengukur penilaiannya, Menteri Keuangan Argentina Nicolas Dujovne dijadwalkan bertemu dengan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde untuk membahas hal tersebut di Washington pekan ini.
Sejauh ini, pengamat memperkirakan respons IMF akan positif karena kebijakan yang diambil Pemerintahan Macri merupakan langkah yang tepat.
“Saya berharap respons IMF akan baik. Akan tetapi, kita perlu melihat perinciannya yang termasuk target revisi moneter,” kata Graham Stock, Senior Sovereign Strategist untuk Emerging Market di BlueBay Asset Management di London.