Bisnis.com, JAKARTA — Seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta kenaikan harga minyak dunia, pelaku usaha di segmen pengolahan plastik mulai menaikkan harga jual produk.
Wahyudi Sulistya, Direktur Utama PT Kemasan Ciptatama Sempurna, menuturkan pihaknya harus menaikan harga jual 5%-10% agar pabrik perseroan tidak gulung tikar.
“Kami sudah menahan dan tidak menaikkan harga dalam 4 bulan terakhir, tetapi sekarang kondisinya semakin berat,” kata Wahyudi kepada Bisnis, Senin (3/9).
Dia menuturkan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat perusahaan harus terus berjuang agar tidak rugi. Pasalnya, bahan baku dibeli dengan perhitungan dolar AS, sedangkan penjualan sepenuhnya dalan rupiah.
“Kalau naik lebih tinggi, konsumen tidak akan mampu. Sekarang konsepnya adalah bertahan. Sama dengan tahun lalu saja [penjualan] sudah bagus,” katanya.
Sementara itu, harga minyak bumi sebagai bahan baku plastik telah meningkat. Harga bahan baku plastik yang dibeli perusahaan juga telah naik 40% dibandingkan dengan tahun lalu.
Wahyudi menyatakan, untuk menghadapi kondisi nilai tukar yang tidak menentu ini, pihaknya fokus melakukan pembenahan ke dalam perusahaan. Efisiensi yang dilakukan selama ini akan ditingkatkan lebih tinggi lagi agar kondisi internal perusahaan tidak menburuk.
“Sekarang fokusnya adalah ke dalam perusahaan untuk pembenahan. Tidak sempat melihat ke luar [pesaing],” katanya.