Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APLSI: Kebijakan EBT Jokowi Butuh Dukungan Kuat ESDM

APLSI: Kebijakan EBT Jokowi Butuh Dukungan Kuat ESDM
Petugas PLN/Bisnis.com-Denis
Petugas PLN/Bisnis.com-Denis

Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) menilai program pengembangan kebijakan energi terbarukan (EBT) belum didukung oleh kebijakan yang kuat.

Hal itu disampaikan Ketua Bidang Hukum dan Regulasi APLSI Eva A. Djauhari yang menilai pengembangan EBT masih terkendala dari sisi regulasi.

“Dari sisi regulasi memang sangat berat. Ada handicap di soal regulasi,” ujar Eva dalam keterangan resmi, Jumat (31/8/2018).

Menurutnya, regulasi yang ada saat ini belum cukup kuat mendorong minat sektor keuangan untuk memberikan pembiayaan. Hal itu terlihat dari sebagian besar proyek energi baru terbarukan dalam perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) yang diteken pada 2017, hingga kini belum dapat direalisasikan.

“Salah satu kendalanya adalah pendanaan. Sektor keuangan tentu melihat prospek regulasi seperti apa. Sebab, ini investasinya intensive capital. Risikonya juga tinggi,” ucapnya.

Lebih lanjut, dia menyatakan terdapat beberapa regulasi yang perlu diperbaharui yakni pertama, Permen (Peraturan Menteri ESDM) No.10 Tahun 2017 tentang pokok-pokok dalam perjanjian jual-beli tenaga listrik (PJBL) yang kemudian diubah dengan Permen Np.49 Tahun 2017.

Peraturan berikutnya, Permen No.48 Tahun 2017 tentang pengawasan pengusahaan sektor energi dan sumber daya mineral. Utamanya, pasal 11 ayat 1 sampai 3 terkait pengalihan saham sebelum commercial operation date. Selanjutnya, Permen No.50 Tahun 2017 tentang pemanfaatan sumber energi baru terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik.

Sebagaimana diketahui, sebanyak 46 PPA yang masih dalam proses persiapan penuntasan pendanaan (financial close) antara lain terdiri dari 38 pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH), lima PLT bioenergi, dua pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dan satu pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Tercatat baru tiga pembangkit yang sudah mencapai commercial operation date (COD). Pembangkit tersebut terdiri dari PLTMH, PLT Bioenergi, dan PLTA.

Eva mengatakan, Indonesia perlu segera memperbesar ketersediaan EBT. Sebab secara global, pasokan EBT meningkat tajam. Pada 2016 saja energi terbarukan telah memasok sekitar 24,5% dari total kebutuhan energi di dunia dengan rincian 16,6% dari hydro, 4% angin, bio power 2%, solar PV 1,5%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper