Bisnis.com, DENPASAR--Citilink Indonesia melaporkan pendapatan dari penjualan makanan baik di dalam penerbangan (in-flight) maupun pra pemesanan (pre-book) tiket naik hingga 37% pada semester I/2018.
VP Cargo & Ancillary Citilink Indonesia Benny Rustanto mengatakan makanan yang dijual pada semester I/2017 hanya Rp8 miliar per bulan. Adapun, pada semester I tahun ini bisa mencapai Rp10-11 miliar.
"Animo penumpang terhadap makanan yang kami tawarkan cukup tinggi. Kenaikan rata-rata per bulan di atas 20% dibandingkan dengan tahun lalu," kata Benny, Jumat (31/8/2018).
Baca Juga
Dia menambahkan dalam satu penerbangan biasanya diisi sekitar 155 penumpang dari kapasitas maksimal 180 orang. Total meals yang disediakan mencapai 30% dari kursi yang terisi.
Pihaknya menjelaskan tidak semua penumpang Citilink membeli makanan saat sudah berada di dalam penerbangan. Sebagian besar justru sudah memesan saat membeli tiket melalui daring, karena terdapat selisih harga yang lebih murah hingga Rp10.000 per meals.
Benny menyebut pendapatan dari sektor makanan menjadi salah satu penopang pendapatan tambahan (ancillary revenue) maskapai.
"Apalagi saat ini industri penerbangan sedang menghadapi situasi yang challenging, mulai dari harga fuel dan fluktuasi nilai tukar rupiah," ujarnya.