Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan jasa pengiriman, J&T Express, menyalurkan 400 kilogram bantuan kepada korban bencana gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
J&T Express menyalurkan sejumlah bantuan dari organisasi nirbala Teach for Indonesia berupa keperluan bayi, pakaian, selimut, serta handuk yang dikumpulkan langsung oleh Teach for Indonesia dari berbagai mahasiswa, dosen hingga karyawan Universitas Binus.
Aksi kepedulian yang dikirimkan dari Jakarta ke Lombok seberat 400 kilogram ini disalurkan melalui Posko Induk Badan Nasional Penanggulangan Bencana–Lombok.
“Dampak dari gempa di Lombok lalu sangat besar, sejumlah bangunan drop point J&T Express juga mengalami kerusakan, namun kami maksimalkan agar tidak menganggu layanan pengiriman setiap harinya," ujar CEO J&T Express Robin Lo dalam keterangan resminya, Jumat (31/8/2018).
Melalui bantuan dan dukungan logistik ke lokasi bencana, kata dia, pihaknya berharap semua bantuan yang disalurkan baik kepada para korban, kepada karyawan J&T yang terkena dampak, maupun masyarakat umum dapat membantu memenuhi kebutuhan yang ada hingga kondisi di Lombok kembali kondusif.
Tidak hanya mengirimkan bantuan dari Teach For Indonesia, pada 16 Agustus 2018 lalu seluruh karyawan J&T Express area Lombok menggalang dana untuk memberikan bantuan berupa air bersih, sembako, serta pakaian kepada sesama karyawan J&T Express yang tempat tinggalnya runtuh akibat gempa.
Selain itu, JET Care, yayasan di bawah naungan J&T Express, OPPO dan Jet Commerce juga memberikan bantuan kepada korban gempa Lombok yang disalurkan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada 24 Agustus 2018 lalu berupa terpal, sembako, handuk, selimut, obat-obatan, makanan dan kebutuhan bayi, serta makanan siap saji senilai Rp100 Juta.
"Bantuan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pokok karyawan yang terdampak oleh bencana alam ini," kata Robin.
Berdasarkan catatan Bisnis, gempa Lombok dan sekitarnya terjadi pada Minggu (29/7) lalu dengan kekuatan 6,4 SR. Disusul oleh gempa berkekuatan 7 SR pada Minggu (5/8), serta gempa 6,5 SR dan 6,9 SR pada Minggu (19/8).
Bencana tersebut menyebabkan 506 orang meninggal dunia, 431.416 orang mengungsi, 74.361 unit rumah rusak dan kerusakan lainnya. BNPB memperkirakan kerusakan dan kerugian mencapai Rp7,7 triliun.