Bisnis.com, JAKARTA-- Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat bakal memprioritaskan rekonstruksi fasilitas sosial dan fasilitas umum di Lombok sebagai bagian dari upaya penanganan pascabencana gempa.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Danis H. Sumadilaga mengatakan pihaknya bakal mengutamakan pembangunan kembali pasar, sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah yang terkena dampak gempa. Untuk diketahui, gempa berkekuatan 6 skala richter mengguncang Lombok dan sekitarnya sejak 29 Juli 2018.
Sejak saat itu, ratusan gempa susulan terus terjadi. Kemarin, gempa berkekuatan 7 skala richter juga kembali mengguncang Lombok. Hingga pekan lalu, lebih dari 400 orang meninggal dunia.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melansir, sebanyak 71.962 unit rumah rusak. Kerusakan juga terjadi pada 671 fasilitas pendidikan, 52 fasilitas kesehatan, 128 tempat ibadah, 20 unit perkantoran, dan 6 jembatan.
"[Dalam] Proses rekonstruksi, kami mendahulukan pasar agar aktivitas ekonomi segera berjalan. Kami juga sudah bergerak. memperbaiki fasilitas pendidikan," jelasnya di Jakarta, Senin (20/8/2018).
Dia menambahkan, rekonstruksi fasilitas umum dan fasilitas sosial sudah dimulai di Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
Menurut Danis, pihaknya juga tengah melakukan penilaian atau assessment untuk pendirian dua rumah sakit sementara di Mataram dan Tanjung.
Secara umum, Danis memperkirakan proses rekonstruksi bisa berjalan selama dua tahun. Namun, dia menekankan, partisipasi masyarakat juga menjadi kunci keberhasilan dalam proses rekonstruksi pascabencana. "Kuncinya di masyarakat, kita dampingi dan sejak minggu lalu tim kami sudah turun," pungkasnya.
Tim dari Kementerian PUPR sejauh ini telah membuat 40 titik sumber air baku untuk kebutuhan masyarakat di Lombok. Air mengalir dari sumur bor yang dibangun dengan kapasitas 10 liter per detik hingga 20 liter per detik. Selain itu, sebanyak 300 toilet portabel. Bekerja sama dengan badan usaha milik negara, fasilitas sanitasi akan terus ditambah.