Bisnis.com, JAKARTA— Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengingatkan agar generasi muda bisa bahu membahu menjadikan laut sebagai masa depan bangsa.
Menurutnya, Indonesia yang 71% luas wilayahnya adalah lautan seharusnya bisa menjadikan laut sebagai pusat pembangunan. Dia menyayangkan, bangsa Indonesia yang telah terlalu lama memunggungi laut. Dengan pembangunan bangsa berbasis maritime, ia yakin cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia dapat diwujudkan.
“Sekarang saatnya kita kembali ke laut, kembali kepada kejayaan nusantara,” katanya dalam kegiatan upacara penutupan Orientasi Diponegoro Muda (ODM) 2018, seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin (13/8/2018).
Kegiatan penutupan ODM 2018 bertema Undip Green Habit di Universitas Diponegoro (Undip) ini dilaksanakan pada Minggu (12//8/2013) dan dihadiri 11.000 mahasiswa baru juga Menteri Riset dan Teknologi Muhammad Nasir dan Wakil Ketua III Dewan Perwakilan Daerah Akhmad Muqowam.
Susi melanjutkan bahwa Indonesia sebagai poros maritim dunia bukan sekadar poros putaran, melainkan titik tolak kegiatan ekonomi maritim, di mana secara geografis Indonesia telah menjadi sentral pergerakan maritim.
“Semua lewat lautan Indonesia. Sayangnya, mereka kebanyakan baru lewat saja atau transit saja, tidak menjadikan Indonesia sebagai pusat titik tolak kegiatan maritim di titik ekuator ini. Padahal, negara kita luar biasa, dengan jumlah pulau 17.504 dan 111 pulau terluarnya. Panjang pantainya itu nomor 2 di dunia dengan panjang 97.000 km persegi,” paparnya.
Dengan kondisi ini, dia menilai sudah seharusnya bangsa Indonesia kaya dan sejahtera dari lautan. Akan tetapi, fokus pembangunan yang tidak berorientasi ke laut selama 2-3 dekade terakhir telah membuat potensi laut Indonesia sia-sia. Bahkan negara-negara lain yang menikmati hasilnya melalui maraknya kegiatan illegal fishing.
Menteri Susi berpendapat, laut sebagai masa depan bangsa tidak boleh dijual, tak boleh digadaikan, dan tak boleh ditukar dengan apapun karena laut kita adalah warisan untuk generasi mendatang.
Guna mewujudkan pengelolaan yang baik, Menteri Susi juga mengingatkan generasi muda untuk bijak dalam menyikapi arus globalisasi yang membawa perubahan teknologi, membutuhkan peningkatan kualitas SDM, maupun mengubah tren perdagangan.
“Saya senang Undip sudah memiliki Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Saya harap kampusnya pun berada di tepi pantai, tidak di tengah kota. Kalau belum, Pak Rektor harus segera membangunnya. Jangan sampai kita ingin membangun dari laut, tapi kita sendiri tidak tahu apa itu laut,” pesannya.
Ia pun meminta seluruh elemen untuk mengawal tiga pilar pembangunan kelautan dan perikanan yang diusung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan. Ia meminta anak bangsa menunjukkan integritas dalam penegakan hukum agar terlaksana dengan baik.
Menurut Menteri Susi, yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah manusia-manusia yang penuh semangat dan keberanian. Tak bergeming atas ancaman maupun godaan yang datang.
“Jika kita punya 10.000 orang-orang berintegritas di posisi-posisi penting negeri ini, saya yakin Indonesia menjadi negara yang disegani seluruh dunia. Saya bermimpi 10 tahun (lagi) akan terjadi,” ungkapnya bersemangat.