Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik memproyeksi Indeks Tendensi Bisnis turun ke level 106,05 pada kuartal III/2018, setelah naik ke level 112,82 pada kuartal II/2018.
Ekonom menilai hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Direktur Center of Reform for Economic (Core) Indonesia Muhammad Faisal mengungkapkan setidaknya ada tiga faktor yang memengaruhi perlambatan Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada kuartal III/2018.
"Permintaan barang konsumsi dari dalam negeri berkurang setelah Lebaran karena tidak ada tambahan pemasukan seperti Tunjangan Hari Raya (THR) dalam jumlah dan cakupan besar seperti pada kuartal kedua," ungkapnya kepada Bisnis, Senin (6/8/2018).
Pemasukan yang menjadi konsumsi seperti THR bersifat musiman, artinya tidak terulang di periode lainnya.
Selain itu, tendensi bisnis akan dipengaruhi munculnya kekhawatiran biaya input yang semakin tinggi karena potensi pelemahan rupiah lebih lanjut dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Pelemahan rupiah lebih lanjut dinilai menjadi keniscayaan karena masih ada kemungkinan penaikan suku bunga The Fed dan potensi capital outflow.
Terakhir, tutur Faisal, permintaan dari luar negeri untuk ekspor menjadi semakin terbatas karena ada potensi peningkatan eskalasi perang dagang dan persaingan yang semakin ketat dengan negara-negara lain yang punya daya saing lebih baik.