Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Manufaktur Jerman Terpukul Akibat Tensi Dagang

Manufaktur Jerman melemah pada Juni karena permintaan dari luar negeri berkurang di tengah eskalasi tensi perdagangan.
Manufaktur Jerman./.Reuters
Manufaktur Jerman./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Manufaktur Jerman melemah pada Juni karena permintaan dari luar negeri berkurang di tengah eskalasi tensi perdagangan.

Permintaan produk manufaktur Jerman turun 53,8% menjadi 4% dibandingkan bulan sebelumnya, atau delapan kali lipat di bawah perkiraan ekonom di level 0,3%. Adapun penurunan tersebut merupakan yang pertama kalinya secara tahunan sejak Juli 2016.

Kementerian Ekonomi Jerman menyatakan, ketidakpastian dari kebijakan perdagangan memainkan peran yang melemahkan permintaan dari negara-negara non-Zona Euro.

Padahal, bulan lalu Zona Euro dan Amerika Serikat telah mencapai kesepakatan untuk saling menunda pemberlakuan tarif sementara pembciaraan masih berlangsung. Namun, sentimen bisnis Jerman telah tergerus sejak awal tahun karena perusahaan khawatir dengan outlook ekonomi Benua Biru.

“Data kali ini bukan pertanda baik untuk industri Jerman seiring dengan memasuki paruh kedua tahun ini,” kata Carsten Brzeski, Kepala Ekonom di ING-Diba, Frankurt, seperti dikutip Bloomberg, Senin (6/8/2018).

Adapun BMW AG menyusul produsen otomotif di seluruh dunia pekan lalu memperingatkan tensi dagang dapat merusak laba perusahaan untuk bulan-bulan berikutnya.

Pabrikan mobil asal Jerman tersebut juga mengkhawatirkan eskalasi tensi dagang AS dan China dapat menjadi ancaman untuk pengiriman mobil sport ke China dari pabriknya di Karolina Utara.

Data Kemenko Jerman menunjukkan, permintaan global jatuh 4,7% pada Juni, dengan permitnaan dari negara-negara non-Zona Euro tergerus hingga 5,9%.

Tanda-tanda kekhawatiran juga muncul dari produk investasi, yang turun 4,7%. Selain itu, permintaan dari domestik juga melemah hingga 2,8%.

Adapun total seluruh permintaan turun 1,5% pada paruh pertama tahun ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper