Bisnis.com, JAKARTA — Partisipasi perempuan dalam manajemen industri perdagangan elektronik di Indonesia terpantau paling rendah di antara negara anggota Asean. Padahal, peran mereka dipercaya dapat meningkatkan laba perusahaan hingga 2,7%.
Senior Content Marketer iPrice Group Indah Mustikasari memaparkan, partisipasi perempuan dalam dewan direksi perusahaan-perusahaan dagang-el RI baru mencapai 31%, lebih rendah dari Filipina (55%), Malaysia (42%), Thailand (40%), Vietnam (37%), dan Singapura (34%).
“Padahal, dengan perbandingan gender yang seimbang di jajaran manajemen atas, partisipasi perempuan dapat memberikan keberagaman ide dan pandangan dalam bisnis,” jelasnya, Rabu (1/8).
Sebuah riset dari Peterson Institute pada 2016 terhadap 21.980 perusahaan di 91 negara mengemukakan, banyaknya kepemimpinan perempuan di manajemen perusahaan dagang-el dapat menghasilkan laba tahunan 2,7% lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Dengan demikian, menurut Indah, kontribusi perempuan di industri dagang-el dapat menjembatani ide-ide dan aspirasi dari konsumen toko daring di Tanah Air yang didominasi oleh kaum hawa.
Lebih lanjut, dia memaparkan di Indonesia hanya 21% perempuan yang menduduki posisi presiden direktur dalam manajemen perusahaan dagang-el, sedangkan di level direktur juga 21%, dan di level kepala divisi 36%.
“Namun, angka ini belum mendekati perbandingan setara antara peran laki-laki dan perempuan dalam jajaran manajemen perusahaan dagang-el,” ujarnya.
Pada kesempatan berbeda, Partner Mc Kinsey & Company Guillaume de Gantes memproyeksikan Indonesia dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) senilai US$135 miliar pada 2025, jika dapat mendorong kesetaraan perempuan dalam kontribusi ekonomi.
"US$135 miliar bukan angka yang kecil yang bisa begitu saja diabaikan, ini adalah kesempatan ekonomi yang sangat besar untuk Indonesia," katanya, Rabu (1/8/2018).