Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Tantangan Pengembangan Bisnis Restoran di Indonesia

Para pelaku usaha restoran diminta lebih fokus memperbaiki tata kelola internal, sejalan dengan semakin banyaknya gerai yang tutup kendati telah memiliki merek dagang yang cukup terkenal.
Pie es teler/blueband
Pie es teler/blueband

Bisnis.com, JAKARTA — Para pelaku usaha restoran diminta lebih fokus memperbaiki tata kelola internal, sejalan dengan semakin banyaknya gerai yang tutup kendati telah memiliki merek dagang yang cukup terkenal.

Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sudrajat mengungkapkan, asosiasinya masih banyak menemukan restoran yang gulung tikar di tengah ekspansi pasar kuliner di dalam negeri.

“Untuk itu, pelaku bisnis restoran harus menganalisis produk kuliner yang ditawarkan. Sebaiknya hapus saja menu-menu yang tidak disukai, pelaku bisnisnya harus bisa inovasi,” tuturnya kepada Bisnis.com.

Dia mengatakan, perkembangan bisnis kuliner saat ini ditopang oleh banyaknya momentum yang mendorong masyarakat berbelanja dan makan di luar rumah lebih sering. Misalnya saja, Lebaran, pilkada serentak, Piala Dunia 2018, dan Asian Games 2018.

Direktur PT Top Food Indonesia (Es Teler 77) Andrew Nugroho sepakat bahwa kunci utama dari ketahanan bisnis kuliner adalah tata kelola internal.

Menurutnya, selama semester I/2018, omzet Es Teler 77 naik 10% dibandingkan dengan tahun lalu. Pada 2017, pertumbuhan omzetnya hanya 5% dari 2016.

“Pencapaian tersebut tidak terlepas dari kemampuan tim penegelola dalam menjaga higienitas dan kualitas dari makanan maupun restoran kami,” sebutnya.

Adapun, jumlah gerai Es Teler 77 saat ini mencapai 133 unit. Meski demikian, kata Andrew, jaringan restoran tersebut sempat menutup beberapa gerainya, tetapi tetap berhasil mempertahankan jumlah tersebut dengan membuka gerai baru.

Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran II Regional IV Kementerian Pariwisata Rizki Handayani mengatakan, dari 13 subsektor usaha ekonomi kreatif, kuliner adalah yang paling mendominasi.

Berdasarkan data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), jumlah usaha kuliner di Indonesia mencapai 5,55 juta unit atau 67,66% dari total 8,20 juta usaha ekonomi kratif. Rerata pertumbuhan usaha ekonomi kreatif selama 7 tahun terakhir adalah 9,82%.

“Yang jelas, dari segi volume pasar, subsektor kuliner makin meningkat. Jumlah restoran makin bertambah,” tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, kompetisi antara kuliner nusantara dengan kuliner asing semakin menggeliat. Bahkan, di beberapa daerah, kuliner nusantara justru lebih mendominasi bisnis restoran, seperti di DI Yogyakarta dan Jawa Timur.

Tren peningkatan bisnis kuliner lokal itu, menurutnya, merupakan dampak dari penetrasi internet yang cukup tinggi di kalangan generasi milenial. Namun, hal tersebut juga tidak lepas dari banyaknya iklan kuliner lokal di berbagai media massa. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper