Bisnis.com, JAKARTA -- PT Angkasa Pura I (Persero) menargetkan proyek fisik Bandara International Yogyakarta di Kulon Progo mulai dikerjakan pada Agustus 2018.
Corporate Secretary Angkasa Pura (AP) I Israwadi mengatakan masyarakat setempat juga telah diberikan sosialisasi terkait dengan eksekusi proyek tersebut. Kehadiran bandara ini merupakan pengganti Bandara Adisucipto yang kondisinya sudah tidak layak karena melebihi kapasitas.
"Kami sedang konsolidasi dengan konsorsium di lapangan. Pembangunan mudah-mudahan sekitar Agustus 2018 atau bisa dimulai lebih cepat," ujarnya, Kamis (19/7/2018).
Israwadi mengaku masih ada 34 orang yang menolak untuk meninggalkan lokasi pembangunan fisik bandara. Mereka menolak rencana pembangunan bandara dan bukan mempermasalahkan nominal uang ganti.
Pihaknya menjelaskan semua proses hukum terkait dengan penggantian lahan sudah dijalankan melalui Panitia Pengadaan Tanah. Bahkan, tugas dari panitia tersebut kini juga sudah selesai dan uang ganti masyarakat telah dititipkan kepada pengadilan negeri.
Masyarakat, lanjutnya, tinggal mengambil uang ganti ke pengadilan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Besaran uang ganti juga diklaim sudah sangat tinggi, sehingga tidak membuat masyarakat kecewa.
AP I telah menggelontorkan dana investasi sebagai nilai ganti rugi untuk 587,3 hektare (ha) tanah senilai Rp4,13 triliun. Penilaian harga tanah bisa mencapai Rp1,5 juta-Rp2 juta per meter persegi, sedangkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) hanya sebesar Rp60.000-Rp80.000 per meter persegi.