Bisnis.com, JAKARTA— PT Agung Podomoro Land., Tbk mulai memfokuskan pembangunan proyek di luar Jawa, seperti Batam, Balikpapan, Bogor, Bali Samarinda, Karawang, Bandung.
Dari sekian proyek, perusahaan memerlukan upaya ekstra dalam membangun proyek di Batam. Emiten berkode saham APLN itu butuh upaya ekstra lantaran lahan di wilayah Batam masih berupa tanah merah yang tandus.
Tedi Guswana, GM Marketing Orchard Park Batam mengatakan diperlukan usaha dan biaya yang besar untuk mengubah lahan Batam yang mayoritasnya merupakan lahan tandus dan mengandung tanah bauksit.
“Untuk membuat taman itu kami menggali habis tanah yang mengandung bauksit lalu kami gantikan dengan tanah hitam yang kami bawa langsung dari Jawa,”tuturnya saat berkunjung ke redaksi Bisnis Indonesia Rabu (18/7/2018).
Berlokasi di tengah kota Batam, 40% lahan Orchard Park Batam dikembangkan untuk kawasan superblok hijau yang terintegrasi dengan suasana teduh dan nyaman.
Orchard Park Batam merupakan kawasan superblok seluas 42 hektare yang terdiri dari kawasan residensial tapak dan vertikal, area komersial ruko, SOHO, dan Lifestyle dan Entertainment Center.
Baca Juga
Sejauh ini, kata dia, banyak pengembang properti di Batam yang memiliki semangat membangun di awal tetapi tidak menyelesaikan di akhir. Jika bangunan sudah jadi pun, pemeliharaan berkelanjutan tidak diperhatikan pengembang lokal.
Hal ini membuat APLN butuh upaya keras untuk meyakinkan calon konsumen. “Kami pada awal masuk calon konsumen kurang yakin dan takut rumah nggak dibangun. Namun, kami tunjukkan komitmen apa yang kami jual pasti terbangun, sehingga tercipta keyakinan konsumen,” imbuhnya.
Dalam menggarap pasar di Batam ini, perusahaan menyasar masyarakat di Batam ataupun luar Batam. Lokasi Batam yang tidak jauh dari Singapura,katanya, membuat masyarakat daerah, baik dari Jakarta, Palembang, dan Medan yang hendak berobat ataupun berbelanja di negeri Singapura membeli hunian di kota pulau itu.