Bisnis.com, JAKARTA – PT Bakrieland Development Tbk. dengan kode saham ELTY ini meluncurkan tiga proyek baru pada 2018 meskipun pencatatan laporan keuangan 2017 tidak terlalu baik.
Presiden Direktur PT Bakrieland Development Tbk, Ambono Januarianto mengatakan ada tiga proyek yang sedang dikerjakan oleh perseroan. Pertama adalah proyek Nirwana Hills, Bogor. Proyek ini merupakan proyek township baru dengan total luas area pengembangan 364 hektare. Perseroan akan memulai pengembangan secara bertahap dengan fase pertama pengembangan berfokus pada luas area pengembangan 85 hektare.
“Proyek ini akan bergabung dengan Nirwana Hills sebelumnya yang terintegrasi dengan tol. Disini nanti aka nada area komersial, mid low rise apartemen, fasilitas rekreasi, dan didukung dengan suasana pegunungan,” ungkap Ambono di Aston Rasuna Said, Rabu (11/7/2018).
Kedua, adalah proyek Kahuripan Nirwana, Sidoarjo Sektor 1.1 dan 1.2. Ambono menuturkan, setelah menyelesaikan pengembangan di sektor awal seluas 83 hektare, perseroan akan melanjutkan pengembangan di sektor berikutnya seluas 72 hektare. Pengembangan Kahuripan Nirwana di sektor ini mayoritas masih tetap akan berfokus kepada proyek cluster perumahan dan area komersial.
“Di Kahuripan Nirwana ini ada 5 hektare klaster produk rumah ini dapat menjawab animo tempat tinggal dan untuk Surabaya Selatan dan Sidoarjo,” terangnya.
Ketiga, adalah proyek perkantoran di DKI Jakarta yaitu Bakrie Tower 2, merupakan proyek re-development dari gedung perkantoran eksisting yang dimiliki oleh perseroan yaitu Wisma Bakrie 1. Ada pun Bakrie Tower 2 akan dikembangkan menjadi gedung perkantoran modern Grade B yang akan terhubung dengan akses transportasi massal yaitu Trans Jakarta dan rencana kereta light rail transit (LRT) di koridor Rasuna Said.
Baca Juga
Direktur PT Bakrieland Development Tbk, Agus Jayadi menambahkan selama semester I/2018 ini, perseroan masih optimistis untuk mengembangkan proyek yang sudah berada di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Lampung. Agus menyebut, perseroan juga memiliki cadabangan bank tanah yang cukup besar untuk diutilisasi.
“Prospek properti berbasis hunian ini potensial dengan akuntabilitas menarik untuk pengembangan baru perseoran pengembangan township di Jawa Barat dan Jawa Timur,” ujar Agus.
Agus menerangkan ada pengembangan masa depan ke lokasi-lokasi baru dimana bank tanah ELTY berada. Maka, kata Agus, perseroan merencanakan melakukan redevelopment untuk merevitalisasi proyek eksisting seperti Wisma Bakrie 1, dan kawasan resort di Lampung.
Sebagai informasi, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), ELTY mencatatkan pendapatan pada 2017 sebesar Rp1,24 triliun atau mengalami penurunan 26% dari 2016. Ada pun pada 2016 perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,68 triliun. Direksi menegaskan meski terjadi penurunan, perusahaan tetap optimistis mengembangkan bisnis properti pada tahun ini. Terlebih dengan sejumlah kebijakan pemerintah yang memberikan iklim positif pada industri properti.
Berdasarkan laporan keuangan selama 2017, perseroan mencatatkan penurunan pendapatan disebabkan oleh penurunan pendapatan non-recurring atas penjualan tanah, rumah, dan apartemen serta penjualan unit perkantoran sebesar 61% atau Rp551 miliar dibandingkan 2016.