JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia II atau Indonesia Port Corporation (IPC) berkomitmen terus meningkatkan valuasi perusahaan. Simultan dengan upaya tersebut, perseroan mendorong peningkatan akuntabilitas anak usaha melalui proses penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO).
Dalam satu tahun terakhir, IPC telah mengantarkan dua entitas anaknya ke lantai bursa saham. Pertama, PT Jasa Armada Indonesia Tbk. dengan ticker IPCM yang IPO pada 22 Desember 2017. Kedua, Senin (9/7) IPC kembali meresmikan IPO PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IKT) dengan sandi IPCC.
Indonesia Kendaraan Terminal melepas 509,147 juta lembar saham dengan harga penawaran Rp1.640. Pada hari pertama perdagangannya, IPCC dibuka menguat 70 poin ke level Rp1.710. Harga saham IPCC mampu mempertahankan penguatan hingga akhir sesi I perdagangan.
Direktur Keuangan IPC Iman Rachman menyampaikan melalui IPO, Good Corporate Governance (GCG) anak usaha IPC akan lebih baik dan kinerja finansial perusahaan akan lebih transparan. Di masa yang akan datang, kondisi tersebut menjadi modal IPC untuk tumbuh lebih tinggi dan berkembang menjadi perusahaan berkelas dunia (world class port).
“Indonesia Kendaraan Terminal saat ini sudah beroperasi di Jakarta dan Gresik. Pelabuhan spesialis kendaraan di Indonesia hanya satu yaitu IKT. Kami ingin IKT juga masuk ke cabang-cabang operasional IPC yang lain,” ungkap Iman di Jakarta, Senin (9/7).
Dengan menjadi perusahaan terbuka, Iman menjelaskan entitas anak IPC akan mengutamakan GCG yang sesuai dengan protokol pasar modal. Salah satu bisnis baru yang akan dijajaki IKT misalnya Pelabuhan Patimban, di mana IPC akan terlibat mengelola.
Iman menuturkan saat ini perusahaan fokus meningkatkan nilai valuasi perusahaan, salah satunya dengan melakukan pendanaan di pasar modal. Setelah IPO, IPCM dan IPCC menyumbang peningkatan valuasi perusahaan kepada IPC hingga Rp5 triliun. Setelah IPO, nilai pasar IPCC mencapai Rp3 triliun.
Faktor lain yang juga akan membantu IPC meningkatkan kinerja finansial yang berdampak pada kenaikan laba, perseroan optimistis untuk dapat melakukan fundraising dengan mendapatkan kupon yang lebih kompetitif. Selain itu, IPC juga baru saja membentuk investment company yang mengakuisisi perusahaan di sektor kepelabuhanan yang telah established.
Selain mendorong anak usaha ke lantai bursa, IPC juga berkomitmen terus menghadirkan inovasi pada pelayanan, salah satunya dengan Cash Management System (CMS). Baru-baru ini, perseroan meluncurkan e-invoice di mana pengguna jasa dapat menyimpan kuitansi pembayaran dalam bentuk digital sehingga lebih aman dan akurat.
IPC saat ini sedang merintis e-gate, yaitu pintu masuk pelabuhan yang skema pembayarannya menyerupai gerbang tol bekerja sama dengan perbankan. Inovasi ini juga memungkinkan sistem pelayanan IPC yang lebih rapi karena dapat memfiltrasi pihak-pihak yang tidak berkepentingan dan tidak memiliki kepentingan khusus untuk masuk area pelabuhan.
“Kami terus meng-upgrade layanan cashless. Di samping cabang yang selama ini memiliki mesin EDC, kami sekarang menggunakan mini ATM yang penggunaannya lebih cepat dan dapat memilah-milah jenis pembayaran,” ungkap Iman yang pernah meraih Best CFO tahun 2017 versi salah satu media.
Dia mencontohkan sebelumnya saat ada pembayaran jasa sebesar Rp200 juta, perseroan harus merincikan jenis jasa dan pihak yang melakukan pembayaran jasa siklus akhir hari secara manual. Saat ini, dengan skema pembayaran termutakhir, perseroan langsung memilah pencatatan jasa kapal dan jasa barang yang digunakan pengguna jasa.