Bisnis.com, JAKARTA—Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) meyakini pertumbuhan industri mamin sepanjang 2018 masih sesuai ekspektasi.
Adhi S Lukman, Ketua Gapmmi, mengatakan walaupun saat ini pelaku industri mamin tengah menghadapi tantangan berupa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, permintaan masyarakat untuk produk mamin masih baik.
“Juni permintaan tumbuh 30% dibandingkan bulan lainnya. Permintaan masih bagus, target pertumbuhan tidak ada revisi. Mudah-mudahan gaji ketiga belas keluar di Juli,” ujar Adhi di Jakarta, Rabu (4/7/2018).
Industri mamin ditargetkan dapat tumbuh lebih dari 10% sepanjang tahun ini. Pada tahun lalu, industri mamin tumbuh sebesar 9,23% secara tahunan.
Menurut Adhi, kunci dari pertumbuhan pada tahun ini adalah koordinasi dalam mengelola kebijakan dan regulasi yang kondusif, terlebih tahun ini merupakan tahun politik yang pada umumnya bakal meningkatkan peredaran uang.
Diharapkan, hal tersebut dapat pula mendongkrak konsumsi makanan dan minuman.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal I/2018, industri makanan dan minuman menjadi salah satu sektor yang tumbuh tinggi, yaitu sebesar 12,70% secara tahunan. Industri mesin dan perlengkapan mencatatkan pertumbuhan paling tinggi sebesar 14,98%, sedangkan industri logam dasar tumbuh 9,94%.