Bisnis.com, LUWU TIMUR--Sentimen pengembangan mobil listrik menjadi salah satu faktor pendorong harga nikel yang mencapai kisaran US$15.000 per ton.
Senior Manager of Communications Vale Indonesia Budi Handoko menjelaskan sentimen pengembangan mobil listrik turut dan jumlah permintaan nikel secara umum memang sudah melampaui pasokan memicu harga nikel untuk terus naik.
"Dari supply demand sendiri sekarang kan sudah defisit. Kalau perhatikan LME pada awal tahun, inventory sekitaran 400.000 ton. Bulan lalu di bawah 300.000. Jadi, turunnya cukup cepat," katanya di area pertambangan Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Senin (2/7/2018).
Dari pengurangan nikel di gudang LME tersebut, jenis nikel yang cocok untuk baterai memang mendominasi.
Selain itu, faktor lain yang diduga mendorong harga nikel adalah aksi para spekulan. Menurut Budi, hal tersebut memang bisa mendorong harga nikel cukup cepat.
"Jadi, spekulan misalnya sedang punya cash banyak, mereka keluarin untuk kumpulkan nikel ini," katanya.