Bisnis.com, JAKARTA — Untuk wilayah Asia Tenggara, industri galangan kapal Indonesia masih tertinggal dengan tingkat utilisasi hanya sebesar 40% saat ini.
Eddy Kurniawan Logam, Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo), menuturkan pemesanan pembangunan kapal baru di Asean didominasi oleh Filipina sebesar 2,17 juta GT dan Vietnam sebesar 766.431 GT.
Sementara itu, pembangunan kapal di Indonesia tercatat sebesar 218.300 GT atau 40% dari total kapasitas 1,2 juta GT dengan rincian 83% untuk kebutuhan dalam negeri dan sisanya untuk kebutuhan ekspor.
“Nilai pasar industri galangan kapal dalam negeri dalam 5 tahun terakhir sekitar Rp5 triliun,” tutur Eddy, Selasa (3/7/2018).
Produk industri galangan kapal nasional saat ini didominasi produk kapal perintis, kapal tongkang, dan kapal tugboat. Sementara itu, untuk jenis kapal niaga, seperti kapal offshore dan kapal tanker, masih banyak berasal dari luar negeri.
Saat ini, perkembangan sektor industri galangan kapal dunia didominasi oleh China, Korea Selatan, dan Jepang dengan kapasitas produksi masing-masing sebesar 29,18 juta gross tonnage (GT), 25,46 juta GT, dan 14,73 juta GT pada tahun lalu.