Bisnis.com, JAKARTA — Para pelaku pariwisata optimistis aktivitas vulkanik Gunung Agung yang meningkat tidak mengganggu upaya penjualan paket wisata yang tengah dilakukan.
Ketua Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar menjelaskan, pihaknya tengah memasarkan 60 paket wisata untuk pertemuan tahunan IMF-World Bank pada Oktober mendatang, yang ditargetkan bagi sekitar 15.000 hingga 20.000 delegasi dari 189 negara yang mengikuti pertemuan tersebut.
“Sekarang persoalannya adalah Gunung Agung bermasalah, mudah-mudahan tidak menyurutkan semangat. Kita harus waspada, karena belum apa-apa beritanya sudah menyebar ke seluruh dunia,” ujarnya, Selasa (3/7/2018).
Dia menambahkan, rencananya perwakilan dari World Bank akan datang memantau Bali pada 7 Juli mendatang. Dia pun berharap kondisi Gunung Agung telah pulih sepenuhnya pada saat itu, sehingga penyelenggaraan acara dapat berjalan dengan sukses.
Pihaknya menyatakan belum menghitung jumlah paket yang terjual hingga kini. Namun, dia mengaku antusiasme calon wisatawan telah meningkat dibandingkan ketika dirinya melakukan roadshow ke Amerika Serikat pada tahun lalu. Hal ini terbukti dari banyaknya pertanyaan mengenai jenis paket dan fasilitas yang dijanjikan.
“Angkanya masih fluktuatif. Kita harapkan negara-negara yang kemarin sempat mengeluarkan travel advice segera mencabut himbauan itu karena diterbitkan terlalu cepat,” jelasnya.
Sebelumnya sudah ada enam negara yang mengeluarkan travel advice, yaitu Inggris, Amerika Serikat, Australia, New Zealand, Singapura dan Perancis. Hingga saat ini, himbauan perjalanan tersebut belum dicabut dari situs resmi kedutaan negara yang bersangkutan.
Di lain sisi, upaya pemasaran paket wisata lainnya juga tak terganggu oleh oleh aktivitas vulkanik Gunung Agung. Salah satunya, transaksi Bali and Beyond Travel Fair (BBTF 2018) yang menembus USD593,31 juta.
Deputi Pemasaran I Kementerian Pariwisata I Gde Pitana sangat mengapresiasi capaian transaksi BBTF tahun ini yang mengalami kenaikan luar biasa. Dia menjelaskan, nilai transaksi tahun ini adalah potensial transaksi dengan kurs yang ditentukan dalam kontrak dengan seller selama setahun.
“Capaian BBTF tahun ini sangat fantastis. Rapornya luar biasa. BBTF menjadi bentuk komitmen dari pemerintah untuk terus mendorong pariwisata sebagai leading sector perekonomian. Apalagi, Indonesia banyak memiliki sentral industri pariwisata baru,” ujarnya.
BBTF 2018 melibatkan total 320 pembeli dari 40 negara dan total 241 seller berasal dari Timor Leste, Thailand, Kamboja, Uzbekistan, dan tentunya Indonesia sebagai tuan rumah. Pihak seller berasal dari operator hotel bintang lima, serta agen perjalanan dan perwakilan kabupaten/kota. Untun koneksi internasional telah bergabunh Vietnam dan Uni Emirat Arab.
Sebagai gambaran, BBTF 2018 menghasilkan potensi jumlah wisatawan hingga 494.425 kunjungan. Sebanyak 38.480 potensi wisatawan telah dibukukan dari 57 buyer BBTF dan sisanya adalah wisman. Jumlah potensi kunjungan wisman terbesar berasal dari West/Eastern Europe sebanyak 133.750 dari 61 buyer. Porsi besar lainnya dimiliki negara ASEAN dengan potensi 69.690 kunjungan.