Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha mainan memperkirakan industri hanya tumbuh 3% sampai 5% sampai dengan akhir 2018. Momen Natal diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan sektor ini.
Johan Tandanu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI), menuturkan bahwa permintaan mainan sepanjang tahun ini relatif stagnan dibandingkan dengan tahun lalu.
Dia menuturkan, permintaan mainan pada periode Idulfitri dan Ramadan tidak setinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun, Johan belum bisa menjabarkan besaran permintaan mainan sepanjang 6 bulan pertama tahun ini.
“Harapannya pada semester II/2018 ini permintaan melonjak tinggi,” kata Johan, Senin (2/7/2018).
Menurutnya, peningkatan permintaan mainan pada paruh kedua akan ditopang oleh momen Natal ketika para orang tua membelikan anak-anaknya hadiah berupa mainan.
“Permintaan terbesar dari pasar ekspor. Biasanya mengejar target pengapalan sampai November,” katanya.
Johan menambahkan, produk dari Indonesia yang banyak dipesan adalah mainan berbahan plastik, karpet anak, dan mainan kayu. “Untuk boneka peluangnya besar, tetap kami masih harus meningkatkan efisiensi agar bisa bersaing,” katanya.