Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles dan Atase Pertanian Kedubes RI di AS di Washington DC berhasil membukukan transaksi US$1,68 juta saat mempromosikan produk teh dan rempah-rempah dalam pameran World Tea Expo 2018 di Las Vegas belum lama ini.
“Nilai ini tidak hanya berasal dari buyer AS, tetapi juga dari Austria, Jerman, Inggris, Venezuela, dan Spanyol. Selain itu, produk yang terjual tidak hanya teh, melainkan juga beberapa jenis rempah-rempah,” ungkap Kepala ITPC Los Angeles Antonius Budiman dalam keterangan resminya pada Minggu (1/7/2018).
Pada pameran ini, Paviliun Indonesia menampilkan empat perusahaan teh yaitu PT Harendong Green Farms, PT Bukit Sari, PT Mitra Kerinci, dan PT Tri Bintang Interglobal. Perusahaan-perusahaan tersebut menampilkan berbagai varian teh khas Indonesia seperti teh oolong, teh melati, teh putih, teh hijau, serta teh hitam.
Para produsen ini telah memiliki sejumlah sertifikasi/standar seperti sertifikat organik dari United States Department of Agriculture (USDA), Japanese Agricultural Standard (JAS), Canadian Organic Standards (COS), Non GMO, Halal, serta Organik Indonesia.
“Kami perlu mengedukasi pasar AS mengenai kualitas dan kesiapan produsen teh Indonesia dalam memenuhi permintaan pasar AS,” ujar Atase Pertanian di Kedubes RI di Washington DC Rindayuni Triavini.
Pada kesempatan ini Paviliun Indonesia juga mempromosikan teh kemasan atau teh siap konsumsi merek.
Teh kemasan Indonesia mendapatkan penilaian positif, baik dari buyer, blogger, maupun pengamat industri minuman teh di AS. Selain itu, teh Indonesia juga mendapatkan penilaian positif dari perwakilan sejumlah perusahaan terkemuka di AS.
“Selain produk teh, perwakilan perusahaan AS cukup antusias mencoba sejumlah penganan ringan pendamping minuman teh asal Indonesia," kata Anton.
Salah satu perusahaan Indonesia yang mengikuti pameran ini, yaitu PT Harendong Green Farm berhasil mendapatkan dua penghargaan medali perak pada ajang Global Tea Championship 2018. Penghargaan tersebut diperoleh untuk kategori Tea Competition Best Small Batch Iced Tea untuk varian organic premium oolong tea dan organic premium black tea.
Teh Indonesia juga diulas pada segmen khusus dalam buku World of Tea, yang ditulis oleh Jane Pettigrew, penulis teh ternama asal Inggris yang menerima penghargaan dari Ratu Inggris atas dedikasinya pada industri teh.
Pasar teh AS merupakan pasar yang prospektif. AS merupakan negara dengan importasi produk teh ketiga terbesar di dunia dengan nilai US$467 juta pada 2017.
Indonesia saat ini berada di peringkat ke-13 sebagai negara asal impor produk teh ke AS dengan nilai US$7,2 juta. Untuk varian produk teh yang paling diminati masyarakat AS adalah teh hitam mencapai 80%, diikuti teh hijau 16%, sisanya adalah varian teh oolong, teh putih, serta dark tea.
Sementara itu, 23% dari total populasi AS mengonsumsi teh secara rutin setiap harinya dengan tingkat pertumbuhan 5,5% atau 2,4 juta orang per tahun. Peningkatan konsumsi teh diyakini sejalan dengan tren gaya hidup warga AS terutama kalangan milenial yang peduli kesehatan.
Dengan banyaknya inovasi yang ditawarkan produsen teh, diharapkan tingkat konsumsi teh juga terus meningkat. Terlebih dengan peningkatan daya beli para milenial yang diprediksi juga meningkat.
“Pengenalan produk teh siap minum asal Indonesia juga akan terus digenjot oleh ITPC Los Angeles, mengingat nilai pasarnya yang diperkirakan mencapai US$7,4 miliar. Hal ini tentu memerlukan kolaborasi dan upaya bersama dari segenap pemangku kepentingan terkait, baik pemerintah maupun swasta,” kata Anton.