Bisnis.com, JAKARTA— Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci menghadapi era ekonomi digital. Industri 4.0 yang bertumpu pada perkembangan teknologi, mengharuskan Indonesia untuk mempersiapkan terbangunnya sumber daya yang handal.
Berbagai pemangku kepentingan dari pelaku usaha, akademisi, asosiasi pekerja, pemerintahan dan komunitas, sepakat bahwa ancaman dunia kerja yang akan digantikan oleh mesin dan tekonologi menjadi tidak berarti jika suatu negara mampu membangun SDM yang handal.
Hal ini mengemuka dalam Focus Group Discussion bertema Tantangan Dunia Kerja pada Era Digital Economy yang digelar di Kantor Kementerian Keuangan belum lama ini. FGD yang digelar dalam rangka Voyage to Indonesia 2018 ini diikuti oleh 16 pemangku kepentingan dari berbagai kalangan dan pelaku ekonomi digital.
Voyage to Indonesia merupakan tema besar dari serangkaian kegiatan sebagai bagian dari persiapan penyelenggaraan dan optimalisasi manfaat Annual Meeting IMF-WBG 2018 di Bali, Oktober 2018 nanti, dimana untuk pertamakalinya Indonesia menjadi tuan rumah.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro (PKEM) – Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Adriyanto dalam pengantarnya menyampaikan, era ekonomi digital memang akan turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Kendati begitu, hal tersebut bukan tanpa tantangan sama sekali.
Dia mengatakan kemungkinan kerja yang akan digantikan oleh mesin menjadi tantangan tersendiri.
Baca Juga
Dengan adanya teknologi sejumlah jenis pekerjaan akan hilang dan persaingan semakin ketat. Kondisi ini menjadi tantangan SDM untuk meningkatkan kemampuannya menyerap teknologi baru. Selain itu, dukungan teknologi juga menjadi hal tidak bisa ditawar lagi.
Oleh karena, itu penguasaan teknologi menjadi kunci dalam persaingan ekonomi dunia saat ini bagi ekonomi nasional.
“Indonesia perlu mempersiapkan SDM berkualitas dan infrastruktur untuk terus meningkatkan daya saing dalam ekonomi global,” katanya melalui keterangan tertulis dikutip, Jumat (29/6/2018).
Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, inovasi menjadi hal yang harus menjadi perhatian khusus menghadapi perubahan yang terus terjadi. Tanpa itu, Indonesia akan kalah bersaing dengan negara-negara lainnya, terutama Tiongkok.
Menurutnya ada beberapa strategi yang bisa digunakan untuk memenangkan era digital, antara lain fokus membangun digital infrastuktur dan menjadikan penetrasi internet di jawa dan di papua seimbang.
“Sebaiknya pemeritah fokus ke lima sektor saja, yaitu otomotif, tekstil, kimia, makanan minuman dan elektronik. Insentif fiskal juga harus jelas untuk lima ini dan jangan terlalu obral kemudahan. Insentif sebaiknya diberikan untuk perusahaan yang investasi pada mesin high-tech.” ujar Bhima.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia (ADEI) Bayu Prawira Hie. Menurutnya, di masa mendatang, manusia dan mesin akan bersaing, terutama dalam lingkup ekonomi.
“Tahun 2023, kerja penjualan mungkin sudah diambil alih oleh teknologi, seperti kita lihat saat ini. Tahun 2030, produksi dan pengoperasian kerja juga demikian. Bahkan di wilayah gagasan, sudah ada apa yang disebut artificial inteligent,” tuturnya.