Bisnis.com, JAKARTA -- PT Angkasa Pura I (Persero) menyebut terdapat tiga konsorsium yang mengajukan dokumen lelang terkait dengan proyek pengerjaan fisik Bandara Internasional Yogyakarta Baru atau New Yogyakarta International Airport di Kulon Progo, Jawa Tengah.
Corporate Secretary Angkasa Pura (AP) I Israwadi mengatakan hingga saat ini sudah ada tiga konsorsium yang mengajukan dokumen lelang kepada pengelola bandara di wilayah Indonesia Tengah dan Timur ini.
"Ketiganya badan usaha Kerja Sama Operasi (KSO), yaitu PP KSO, Waskita Adhi Abipraya KSO, dan Wika Utama Nindya KSO," ungkapnya, Rabu (27/6/2018).
Israwadi menambahkan proses penilaian teknis akan dilanjutkan dengan proses negosiasi maupun masa sanggah.
Pihaknya menuturkan model pengerjaan proyek pembangunan bandara yang diproyeksikan sebagai pengganti Bandara Adisutjipto, Yogyakarta tersebut hanya terdapat satu paket pengerjaan. Pengerjaan landasan pacu (runway) sepanjang 3.250 meter ditargetkan rampung pada April 2019.
Dalam waktu yang sama, diharapkan pengerjaan apron bisa mencapai 50% sedangkan konstruksi bangunan terminal bisa mencapai 35%-40%.
Saat ini, kapasitas ideal Bandara Adisutjipto hanya dapat menampung 1,7 juta penumpang setahun. Namun, arus penumpang bandara tersebut sudah mencapai 7,8 juta orang pada 2017.
AP I juga menyebut Yogyakarta berisiko kehilangan potensi kunjungan wisata sebesar 3,2 juta per tahun. Risiko tersebut terjadi karena bandara eksisting sudah mengalami kelebihan kapasitas.
Kapasitas penumpang yang rendah berbanding lurus dengan jumlah kursi yang disediakan pihak maskapai. Hal tersebut membuat jumlah turis yang datang juga terbatas.
Belum lagi, lanjut Israwadi, landasan pacu yang ada hanya sepanjang 2.200 meter, sehingga tidak bisa didarati oleh pesawat berlorong ganda (wide body).